Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membina Serta Membangun Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dan Negara

Membina Serta Membangun Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dan Negara
Membina Serta Membangun Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dan Negara


الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم النبيين و المرسلين و على
 اله وصحبه والتابعين الي يوم الدين أما بعد. 

        Hadirin sebangsa dan setanah air Pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu dan terpadu, yang saling bantu-membantu antara yang satu dengan yang lain. Hal ini terbukti dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang berjanji menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia, bertanah air satu, tanah air indonesia, berbangsa satu, bangsa indonesia. Tapi karena adanya perbedaan disana sini. Maka terkadang terjadi konflik yang bisa mengakibatkan timbulnya disintegrasi bangsa.
         Padahal pancasila dan UUD 45 di buat untuk kita membina persatuan dan kesatuan, bahkan Al-Qur'an sejak 14 abad yang lalu telah memberi peringatan supaya berpegang teguh kepada tali agama Allah SWT dan  jangan bercerai berai. Sebagaimana firman Allah:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا  ۚ  وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوٰنًا وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا  ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
)QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103(
Hadirin seiman dan seperjuangan 
         Menurut Imam Jalaluddin assuyuti dalam kitabnya lubabun nuqul di asbabin Nuzul   bahwa  sebab turunnya ayat ini adalah suatu hari sekelompok umat Islam dari suku Aus dan suku Khozraj sedang berbincang-bincang, saat itu mereka telah diikat oleh tali persatuan Islam. Tiba-tiba lewatlah provokator Yahudi bernama Syas bin qois, mengadu domba umat Islam tersebut hingga berselisih dan bermusuhan, hampir saja berperang dan mengangkat senjata Tapi nabi Muhammad Saw datang mendamaikannya dan menasehatinya bahwa perselisihan dan permusuhan akan melemahkan kekuatan Islam dan menimbulkan disintegrasi Umat. 
        Syas bin Qais, membangkitkan memori Perang Bu'ats. Namun, ketika Allah SWT memerintahkan untuk menjaga persatuan dengan diturunkan surat Ali Imran ayat 98-103 agar mewaspadai provokasi kaum kafir serta kewajiban bersatu dalam agama Allah, mereka pun bertobat. 
        Sebagaimana kita ketahui ketika Rasulullah Saw hijrah, Bani Aus dan Khazraj telah bertempur puluhan tahun, bahkan pada Perang Bu'ats (lima tahun sebelum hijrah) semua pemimpin kedua pihak tewas (riwayat Bukhari). Di kala genting itulah, Rasul kebetulan bertemu dengan enam orang Khazraj dan Aus. Kepada mereka Rasulullah Saw mengajak beriman dan membela dakwah dengan kekuatan. Mereka sangat setuju karena keinginan akan perdamaian dan butuh pemersatu masyarakat. Apalagi, kaum Yahudi telah mengancam menyerang mereka.
             Setahun kemudian Rasulullah Saw mengutus Mush'ab bin Umair untuk membina kesatuan individu-individu Yatsrib, membentuk suatu persaudaraan, dan loyalitas hanya kepada Islam, tidak lagi  fanatis  kesukuan atau kekabilahan, serta memperkuat semangat dan keberanian membela agama dengan jiwa dan harta. Tak cuma membina pikiran dan perasaan, Mush'ab juga menyuruh mereka untuk menjaga shalat berjamaah, saling mengucap salam dan mendoakan kebaikan bila bertemu, membantu sesama Muslim, serta mematuhi setiap perintah Rasulullah Saw. 
           Hasilnya, ketika Rasul hijrah mereka telah siap selalu untuk membela Islam dan menolong kaum Muhajirin dengan harta, tempat tinggal, dan akses ekonomi, karena sebelumnya telah terlatih berukhuwah Islamiyah dengan bekas musuh bebuyutan. Sebagai manusia, sesekali mereka juga tergoda bertengkar. Contohnya dengan provokasi syas bin Qais. Tapi mereka mendapatkan tuntunan untuk menjaga persatuan dan kesatuan sehingga lebih waspada terhadap provokasi.
           Kisah kaum aus dan khazraj ini tidak salah jika dijadikan perdamaian terbaik  manusia,   perdamaian antara Bani Aus dan Khazraj yang dilakukan Rasulullah Saw. Begitu suksesnya hingga mampu mempersaudarakan orang-orang yang sebelumnya saling membunuh. Jangankan terjadi pertempuran, pertengkaran pun tidak pernah lagi hingga kini.
          Ayat tadi juga, bisa kita jadikan sebagai Studi perbandingan tentang sejarah perjuangan bangsa kita sebelum terbinanya persatuan dan kesatuan, perjuangan dilakukan berkelompok kelompok berdasarkan suku dan daerahnya masing-masing, sehingga perjuangan selalu gagal dan mengalami kekalahan. Tapi setelah terbina persatuan dan kesatuan, semua daerah bergabung dalam wadah negara kesatuan RI. Alhamdulillah bangsa kita menjadi kuat dan mampu mencapai kemerdekaan 
Sebagai mana Dikatakan 

الجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ الفُرْقَةُ عَذَابٌ

“Persatuan adalah Rahmat dan perpecahan adalah azab”

Semoga bangsa Indonesia dijadikan bangsa yang kuat persatuan dan kesatuan nya. Dan tidak mudah terprovokasi. 


Posting Komentar untuk "Membina Serta Membangun Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dan Negara"