Bab Hal - Kitab Jurumiyah beserta Bagan dan Penjelasannya
مَتْنُ الْآجُرُّومِيَّةِ للشيخ الصنهاجي
Matan Al Jurumiyah
Penyusun /Pengarang : Ibnu Aajurruumi Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji Alfaasiy
Hal - بَابُ الْحَالِ
الْحَالُ هُوَ الْاِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الْمُفَسِّرُ لِمَا اَنْبَهَمَ مِنَ الْهَيْئاتِ ، نحو قَوْلِكَ: جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبَاً، وَرَكِبْتُ الْفَرَسَ مُسْرَجَاً، وَلَقِيْتُ عَبْدَ اللهِ رَاكِبَاً، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.
Hal ialah isim yang dibaca nashob yang menerangkan tingkah laku yang samar. Seperti contoh ucapanmu: jaa a zaidun raakiban (zaid telah datang dengan menunggang kuda) , rakibtu alfarasa musarrajan (aku telah menunggang kuda dengan memakai pelana) , laqiitu abdullahi raakiban (aku bertemu dengan abdullah sambil menunggang) .
وَلاَ يَكُوْنُ الْحَالُ إِلَّا نَكِرَةً، وَلَا يَكُوْنُ إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الْكَلَامِ، وَلَا يَكُوْنُ صَاحِبُهَا إِلَّا مَعْرِفَةً
Hal itu wajib berupa isim nakirah dan tidak ada hal kecuali sesudah sempurnanya kalam/perkataan ( yakni tidak terdapat pada pertengahan kalam) , dan tidak ada shahibul hal (lafadz yang mempunyai hal) kecuali harus berupa isim ma’rifat.
-------------
Hal termasuk isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara atau keadaan yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا” وَ”رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا” وَ”لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا”
(Zaid telah datang dengan berkendaraan, aku menunggangi kuda yang berpelana, Aku menjumpai ‘Abdullah sedang berkendaraan)
Hal itu harus nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat
Posting Komentar untuk "Bab Hal - Kitab Jurumiyah beserta Bagan dan Penjelasannya"