Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Hal Yang Harus Dipersiapkan Menghadapi Kematian

 dipersiapkan menghadapi kematian


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد حبيب رب العالمين إمام المتقين سيد الأنبياء والورسلين سيدنا ونبينا محمد صلى الله عليه وعلى اله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا أمابعد.
أيها الحاضرون أوصي نفسي وأصيكم بتقوى الله ولاتموتن الاّ وأنتم مسلمون.

alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt  sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah, hanya Allah Yang Maha diatas segala-galanya.

لاحول ولا قوة الاّ بالله العلي العظيم

Allah yang menciptakan langit dan bumi alam semesta dan seluruh isinya sehingga alam semesta yang Allah ciptakan semua bertasbih memuji mengagungkan Allah. dan sepantasnya kita sebagai mukkallaf ciptaan allah swt yang dianugerahkan akal pikiran selalu bersyukur akan nikmat yang allah swt berikan.
shalawat bertangkaikan salam semoga selalu tercurahkan keharibaan baginda nabi Muhammad SAW. keluarga, para sahabat, dan mudah mudahan kita selaku umatnya mendapat syafaat dari beliau.
Allah swt berfirman
أينما تكون يدرككم الموت ولو كنتم في بروج مشيدة

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh “ (QS.Al-Nisa :78)

Ingatlah bahwa Allah tidak menjadikan kehidupan di dunia ini abadi, sebagaimana firman Allah :

ولكل أمة أجل فإدا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu ter tentu ,maka apabila datang batas waktunya mereka tidak dapat mengundurkanya barang sedikitpun, dan tidak pula bisa memajukanya”. (QS. Al-A’raf : 34 )

dari dua ayat ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa kematian merupakan hal yang tidak bisa ditawar tawar lagi, dimanapun tempatnya, bahkan dibuatkan tempat yang dianggap paling aman di jagat ini kalau kematian sudah menjemput maka siapapun tidak bisa menghindarinya, kapanpun itu tidak bisa diprediksikan, tidak bisa direncanakan, diatur dengan mempercepat ataupun menggundurkannnya walaupun itu hanya sedikit.
Oleh karena itu mari kita isi kesempatan hidup kita ini dengan mempersiakan diri untuk menghadapi  kehidupan akhirat nanti.
lantas apa yang harus kita persiapkan untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi

1. amal saleh
hal pertama yang harus dipersiapkan untuk akhirat adalah amal saleh yaitu dengan melaksanakan perbuatan perbuatan yang baik yang terhindar dari riya (pamer) dan sesuai dengan tuntunan.  amal saleh adalah amal yang di dalamnya terdapat empat hal utama yaitu ilmu, niat, kesabaran dan ikhlas.
“Sebagian orang bijak berkata, ‘Amalan butuh pada empat hal agar selamat: pertama, berilmu sebelum memulainya, karena amal tidak sah tanpa ilmu. Bila amal dilakukan tanpa ilmu, mudharatnya lebih banyak ketimbang maslahatnya. Kedua, niat pada saat memulainya, karena amalan tidak sah tanpa niat. Ketiga, sabar ketika menjalankannya agar mencapai ketenangan. Keempat, ikhlas ketika selesai beramal, karena amalan tidak akan diterima tanpa keikhlasan, bila kamu ikhlas Allah akan menerima amalanmu dan hati orang-orang yang beribah pada Allah (beriman) juga akan menerimanya.”
apabila mampu istiomah beramal baik, hendaknya tidak terlalu bangga atas amal saleh. Sebab pada hakikatnya, seseorang akan mendapat kenikmatan dan keselamatan di akhirat bukan disebabkan amalnya, namun murni karena anugerah dan kasih sayang dari Allah swt. Tidak ada yang dapat menjamin nasib seseorang di hari pembalasan kelak. Nabi menegaskan

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا

“Tidak seorang pun amalnya memasukannya ke surga. Sahabat bertanya; apakah termasuk engkau ya Rasulullah?. Nabi menjawab, termasuk aku. Tetapi Allah telah menaungiku dengan anugerah dan rahmat, maka benarkanlah (niatmu dalam beramal) dan berlakulah sedang,” (HR. al-Bukhari).
           bukan berarti bahwa amal saleh tidak ada manfaatnya, namun Nabi memberikan petunjuk bahwa dalam beramal hendaknya dilakukan dengan ikhlas, bertujuan murni mengikuti perintah agama, tidak menuntut yang macam-macam kepada Tuhan. Oleh karenanya, di dalam redaksi setelahnya Nabi berpesan; benarkanlah niatmu dalam beramal. oleh karenanya harus ada amal baik yang dibarengi dengan keikhlasan yang murni untuk mengharap ridho allah swt.

2. Menjauhi perbuatan yang tercela.

apabila mampu melaksanakan perbuatan amal saleh ada baiknya juga meninggalkan pula perbuatan yang buruk, Sebagaimana pentingnya mengerjakan amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Yang dimaksud perbuatan tercela meliputi keharaman dan kemakruhan. Meninggalkan keharaman adalah wajib, sedangkan meninggalkan kemakruhan adalah sunah. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisasi perkara mubah yang tidak ada manfaatnya. Para ulama salaf sangat berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela. Bagi mereka, yang urgens tidak hanya meninggalkan keharaman dan kemakruhan, namun perkara-perkara mubah yang dapat melalaikan. Sebab perbuatan makshiat akan menciptakan noda hitam di hati sehingga menjadikannya keras, enggan menerima kebenaran dan malas beribadah. Semua itu dilakukan oleh mereka untuk meningkatkan kejernihan hati. Semakin berhati-hati dalam menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan, semakin tinggi pula kedudukan seorang hamba di sisi-Nya. Oleh karenanya ulama membagi derajat wira’i (menjaga diri dari keharaman) menjadi empat tingkatan. Pertama, wirainya orang-orang adil, yaitu dengan cara meninggalkan keharaman-keharaman sesuai petunjuk fatwa para pakar fiqh. Kedua, wirainya orang-orang saleh, yaitu meninggalkan kemurahan-kemurahan dengan memilih hukum-hukum yang berat. Ketiga, wirainya orang-orang bertakwa, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah yang berpotensi mengantarkan kepada keharaman. Keempat, wirainya orang-orang yang jujur, yaitu meninggalkan perkara-perkara mubah secara total, meski tidak berpotensi mengantarkan kepada keharaman

 3. bertaubat.
tidak ada manusia yang tidak berdosa, Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang  menjadi masalah adalah membiarkan diri berkelanjutan larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diperkirakan kapan datangnya, sehingga ada baiknya seorang manusia agar selalu bertaubat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk selalu memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat. Perbarui taubat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun, Bertobat bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَاالتَّوَّابِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِىْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Ya Allah jadikanlah saya orang yang ahli taubat , dan jadikanlah saya orang yang suci , dan jadikanlah saya dari golongan hamba-hamba Mu yang shaleh.”

Kehidupan dan kematian adalah dua peristiwa alamiah yang terjadi pada setiap makhluk. Ada saatnya bagi suatu makhluk untuk menikmati kehidupan sebagaimana ada waktunya untuk merasakan kematian.
mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan melakukan amal saleh dan menjauhi perbuatan yang tercela, bersegera bertaubat dari dosa, menyesal atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulangi.

Demikian penjelasan mengenai tiga perkara yang mesti dipersiapkan menghadapi kematian, semoga bermanfaat.

Demikian ceramah singkat yang dapat kami sampaikan  semoga ada manfaatnya, dan segala kekurangannya kami mohan maaf. Akhir kata saya ucapkan  wassalaamu  a’laikum warohmatullahi wabarakaatuh.



Posting Komentar untuk "3 Hal Yang Harus Dipersiapkan Menghadapi Kematian"