Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Untuk Mengingat Mati



Segala pujian, sanjungan keagungan dan kebesaran hanyalah pantas dipersembahkan ilahi robi, robbul izzati, Allah SWT, sang pencipta, pemilik sekaligus pemelihara  semesta raya  ialah tuhan tang mesti disembah oleh setiap makhluk yang diciptakannya. Yang maha adil dalam segala urusan yang tidak sama sekali membutuhkan bantuan, dan pertolongan dari sesiapapun, makhluk apapun yang diciptakanya.

Dialah Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu yang Nampak maupun yang tersembunyi. Maha mengetahui segala apa-apa yang ada di langit dan dibumi. Sungguh Allah SWT maha kuasa atas segala sesuatu.
Sholawat bertangkaikan salam semoga tetap tercurahkan kepada sang nabi , nabi ahir zaman yang diutus Allah ke muka bumi penutup para nabi. yang menyempurnakan ajaran ilahi.  Beliulah sang pelopor, manusia yang paling sempurna dalam aspek apapun, yang tak akan ada lagi yang seperti beliau. Meskipun beliu dicacimaki bahkan dikatakan gila beliu selalu sabar, tabah dalam menghadapi itu semua. Beliulah baginda nabi besar  Muhammad. yang selalu kita rindukan kedatangannya,  perjumpaan yang begitu indah dengannya, yang selalu kita idam-idamkan bertemu dengannya, walaupun hanya dalam mimpi.

Marilah kita bersholawat kepada beliau, mudah-mudahan dengan sholwat kita beliau hadir dalam hati kita, bahkan tidak menutup kemungkinan  kita akan mendapatkan syafa’at nya di yaumil qiamah nanti.
hadirin rahimakumullah…………….

Bermula kehidupan itu ada dari kasih sayang, rahmat dari Allah SWT, lalu terciptalah alam semesta raya beserta isinya ini. Kemudian Allah tanamkan dalam kehidupan itu cinta dan kasih sayang. Tahukah kita, bahwa cinta dan kasih sayang Allah itu ada dalam kehidupan kita sendiri. Ya…, dalam diri kita sendiri. Akan tetapi banyak dari kita yang tidak menyadari akan kasih sayang itu, karena kita sudah terpengaruh terhadap gemerlap kehidupan dunia ini.

Ingatlah, bahwa kehidupan dunia ini sifatnya sementara tidak ada sesuatu apapun dalam dunia ini yang kekal, semuanya pasti binasa.

Karena itu tidaklah dunia bagi mereka yang mengenal akan kehidupan sesungguhnya melainkan hanya sebagai ladang amal mencari bekal untuk kehidupanya nanti di akhirat. Dan agar amalnya bisa diterima oleh allah swt. Maka ia terlebih dahulu harus menuntut ilmu yang menuntun ia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dengan ilmu pula ia bisa mengerti apa yang harus ia lakukan di dalam dunia ini, mau dibawa kemana hidup ini dan kemana hidup ini akan kembali.
Tidak ada yang akan kita bawa, selain ilmu dan kebaikan selama kita hidup di dunia pana ini, dan hanya itu yang bisa menjadi jembatanya untuk mendapatkan keselamatan di akhirat pada saat menghadapi kematian di alam kubur/ barzakh, maupun di akhirat kelak. Karena itu rasulullah SAW pernah bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi)
                   ajal kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru yang dituju.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).
hadirin rahimakumullah…………….

Kematian itupun akan datang kepada siapa saja, ia pasti datang walaupun ia miskin atau kaya, tua atau muda , sehat atau sakit, dan datangnya  kematian itupun tidak ada yang  tau kapan. Bisa saja satu jam kemudian, besok, lusa, atau minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan.

Karena itulah beliau rasulullah Muhammad SAW, mengingatkan kita sebagai umatnya yang beliau cintai agar senantiasa memanfa’atkan sisa umur di dunia ini, untuk membekali diri dengan hal yang bisa di bawa pada saatnya nanti dan sebaik-baiknya amal adalah Dzikrullah, mengingat Allah SWT. Untuk bisa mengingat Allah maka terlebih dahulu kita harus mengenal diri kita sendiri, siapa diri kita ini, apakah diri kita ini sudah termasuk hamba-hamba  Allah yang taat, taqwa kepadanya, selalu mengingat namaNya, ataukah mungkin kita sudah lupa kepadanya. Mudah-mudahan kita bisa selalu mengingat Allah dimanapun kita berada.

Marilah pada kesempatan yang mulia ini, kita sama-sama bersyukur kehadirat Allah SWT, karena Alhamdulillah kita telah dikaruniai bermacam-macam ni’mat, salah satunya ni’mat kita bisa mengenal Allah, mengenal rasulullah, mengenal hakikat agama kita, yang lebih pentingnya lagi kita mengenal apa yang menjadi inti daripada kehidupan ini.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

Oleh karena itu bersyukurlah kalian dengan senantiasa mengharap agar dimantapkan iman dan keyakinan oleh Allah SWT, serta dibukakan ketenagan dan ketentraman jiwa. Hidup ini akan Nampak indah apabila kita mau menerima dengan lapang dada, apa saja yang datang kepada diri kita adalah sebagai bukti kasih sayang Allah kepada kita.
Namun apabila Allah mendatangkan suatu ujian tentu itu semua menurut kadar kemampuan hambanya, tidak mungkin Allah SWT menurunkan ujian kepada hambanya yang hambanya sendiri tidak sanggup memikulnya. Kalaupun kita merasa berat dengan suatu ujian di datangkan oleh Allah SWT, seolah-olah kita tidak mampu memikulnya, itu dikarenakan bukan kita tidak mampu memikulnya, melainkan kurangnya pengetahuan untuk menghadapi ujian itu.

hadirin rahimakumullah…………….
Semoga lidah kita yang kita pakai untuk berzdikir kepada Allah, tangan yang kita pakai untuk memberi bagi fakir, kaki yang kita pergunakan untuk melangkah, untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT, sajadah dan bumi yang kita pijak untuk ruku’ dan sujud kepadanya, turut memberikan kesaksian di hadapan Allah SWT di yaumil qiamah nanti.
Dan mudah-mudahan dihari yang penuh dengan barakat ini, dengan duduknya kita di tempat yang mulia ini, Allah SWT senantiasa mengucurkan ni’mat dan karunianya kepada kita semua, sehingga kita menjadi hamba yang selalu taat dan selalu ingat kepada Allah.



Posting Komentar untuk "Renungan Untuk Mengingat Mati"