Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khutbah Jum'at Bulan Rajab: memperingati isra' mi'raj dan perintah sholat

 

Khutbah Jum'at Bulan Rajab: memperingati isra' mi'raj dan perintah sholat


اَلْحَمْدُ ِللهِ ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَحْرَمَ رَجَبَ بِإِسْرَاءِ الرَّسُوْلِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأقْصَى ، وَالَّذِيْ يَأْمُرُنَا بِالتَّقْوَى مْدَّةَ أُمُوْرِنَا ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ فِيْ كُلِّ أَهْوَالِنَا ، أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ عِبَادِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَعِتْرَتِهِِِِ أمََّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعَ وَالطَّاعَةِ
قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى : سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ، وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَإنْ تَأْمُرُ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإنَّهُ مَنْ يَعْشَ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِِِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ، فَاتَّقِِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وأتْبِعِِِِِ السَّيِّئَةَ الْجَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَََنٍ

Hadirin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat kasih sayangnya Kepada kita semua. 
Shalawat dan salam atas junjungan kita nabi akhir zaman, nabi pilihan, nabi besar muhammad saw begitu pula keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya mudah mudahan mendapat syafaatnya.

Pada kesempatan ini khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan jama'ah umumnya, marilah kita meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt dengan ketakwaan yang sebenar benar nya, menjalankan perintah nya dan menjauhi yang dilarang Nya karena kita semua dianjurkan untuk senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Baik itu dimasa yang akan datang, tetap harus kita hadapi dengan keimanan dan ketakwaan, maupun diberbagai kondisi yang terjadi kepada kita, jikalau kemaren sangat berat dan mengalami kesulitan dalam hidup, namun bukan berarti kita boleh takut menghadapi esok hari.

Mudah mudahan  dengan ketaqwaan kita dapat meniingkatkan kualitas kehidupan kita. Taqwa dalam arti sebenarnya,

Tidak terasa, kita sudah berada pada bulan Rajab di tahun ini.  Sepatutnya kita ketahui bersama bahwa Rajab adalah bulan mulia di sisi Allah, maka kita mestilah memuliakannya dengan sungguh-sungguh.

Sebagaimana Rasululah SAW berdabda :

ألاَ إنَّ الزَمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْم خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتَ وَالْأرْضَ السَّنَةَ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً مِنْهَا أرْبَعَةُ حَرَمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرُّ بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

”Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumadil Tsani dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Hadits diatas sangat  jelas menunjukkan bahwa Bulan rajab adalah bulan yang mulia disisi Allah. Oleh karenanya sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah dan Rasulullah Muhammad SAW, maka tentunya kita juga harus memuliakan bulan ini.

              Bulan bulan haram adalah bulan yang dihormati  dan di bulan tersebut dibulan tersebut tidak boleh diadakan peperangan atau pembunuhan.  Dan siapa yang menjaga dirinya dengan tidak mengerjakan perbuatan yang dilarang, melanggar kehormatan  bulan ini maka dia berada dalam ketetapan agama yang lurus sebagaimana firman Allah swt dalam Alquran surat Al maidah ayat 36

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya (terdapat) empat bulan haram. Itulah agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri dalam bulan-bulan tersebut, dan perangilah kaum musyrikin sebagaimana mereka pun memerangi kamu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah, 9:36)

Disebutkan bahwa keempat bulan haram yang dimaksud adalah Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Oleh karena itu, pada bulan tersebut tidak mengenal peperangan.

Setiap orang tidak diperkenankan melakukan perbuatan aniaya dan berkelahi di antaranya pada bulan-bulan ini. Jika di antara mereka terjadi perselisihan, maka biasanya ditangguhkan pada bulan bulan lainnya. Aturan tersebut telah diikuti oleh Masyarakat jahiliyah. Lantas apakah kita selaku umat nabi Muhammad tidak ingin menghormati bulan ini?

Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia

Kalau kita ingat kembali Sejarah. Maka kita akan ingat bulan Rajab ini terdapat sebuah pelajaran yang sangat baik untuk kita telaah  bersama. Bila mau bercermin kembali pada sejarah, maka sungguh umat Islam akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga di bulan Rajab. Yaitu pelajaran tentang ketabahan dan keyakinan kepada balasan Allah Yang Maha Bijaksana.

Yakni Sejarah seputar peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan palajaran berharga, bagaimana kesusahan dan kesedihan tergantikan dengan sebuah pesan (berupa sholat lima waktu) sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Pada bulan Rajab di dalamnya terjadi dua peristiwa yang luar biasa, yakni Isra' dan Mi'raj Rasulullah dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsha dan dari masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha.

Peristiwa besar dan bersejarah diabadikan dalam kitab suci Al-Qur'anul Karim. Dalam surah al-Isra' ayat 1 Allah berfirman: 

سبحان الذى اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصى الذى بركنا حوله لنريه من ايتنا انه هو السميع البصير

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Barangkali kita semua sudah mengenal rentetan peristiwa isra' mi'raj yang menunjukkan kebesaran Allah ini. Atas kekuasaan allah SWT yang maha luas,  telah menunjukkan kebesarannya kepada manusia dengan peristiwa isra' mi'raj yang berada di luar hukum-hukum thabi`i (hukum alam), di luar kemampuan nalar manusia pada umumnya.

Mengingat kebesaran dan kekuasaan Allah dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj adalah sesuatu yang penting dalam rangka mengingatkan kita kepada jati diri kita sebagai manusia dan tugas kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Namun yang tidak kalah penting juga adalah sejauh mana kita mampu menangkap isi substansi dari peristiwa luar biasa ini.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah SWT

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, inti dari dari pertemuan Allah dan Nabi Muhammad melalui peristiwa isra' mi'raj  ialah diturunkan kewajiban yang paling fundamental di dalam Islam, yakni kewajiban melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam. Begitu pentingnya perintah shalat ini bagi manusia sehingga digambarkan  “Ash-sholatu `imaduddin”, sholat adalah tiang agama. Yang namanya tiang harus kokoh dan kuat, Jika tiang tersebut rusak atau kurang sempurna maka agama seseorangpun dikhawatirkan akan runtuh atau tidak sempurna pula.

sholat yakni perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam,  akan tetapi sholat dalam pengertiannya yang utuh, sholat yang menjadi sarana pembentukan identitas moral dan karakter sosial.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qu'ran surah Al-Ankabut ayat 21:

اتل ما اوحي اليك من الكتاب واقم الصلاة ان الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكرالله اكبر

Artinya: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)."

Sidang Jum'at yang berbahagia

Berkaca pada ayat ini, tampak jelas ibadah shalat memiliki kaitan dengan "tanha 'anil fakhsya wal munkar (perbuatan mencegah segenap perilaku keji yang merusak dan berbagai bentuk kemungkaran). Dengan kata lain, sholat yang sempurna dapat membentuk pribadi yang bersih serta memiliki kekuatan memperbaiki kondisi sosial dalam kerangka besar fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan).

Batasan sholat seperti ini nampaknya masih kurang diserap maknanya oleh masyarakat kita. Ini terlihat dari Berkembangnya budaya korupsi, kolusi, kekerasan, kezaliman, dan lain sebagainya merupakan sebuah perilaku yang tercela, mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Keadaan ini membuktikan bahwa ibadah sholat (barangkali juga ibadah –ibadah yang lainnya) hanya dipandang sebagai ritual dan formalitas belaka; tidak ada kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidup manusia. 

Padahal agama tidak pernah memisahkan antara kewajiban kepada Allah (Haqqullah) dan kewajiban kepada sesama manusia (Haqqul Adam). Agama Islam diturunkan untuk membentuk manusia yang sadar akan jati dirinya sebagai seorang hamba sekaligus sebagai agama yang menjamin kemaslahatan hidup manusia itu sendiri. Kualitas keimanan dalam Islam selalu dikaitkan dengan amal shalih, sholat dilekatkan dengan mencegah perbuatan keji dan mungkar, puasa beriringan dengan spirit peka terhadap sesama manusia, zakat bertalian dengan kesadaran akan hak-hak fakir miskin, haji dengan spirit kesetaraan manusia dan seterusnya.

Oleh sebab itu, dengan semangat Isra' Mi`raj marilah kita bersama-sama menjadikan sholat sebagai spirit utama untuk melakukan perubahan dalam berbagai segmen kehidupan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita semua, memberikan jalan taubat kepada kita semua serta menuntun kita dalam mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri yang subur yang mendapat pengampunan

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah ke dua


الحَمْدُ لله الوَاحِدِ القَهَّار,العَزِيْزِالغَفَّار, مكَوِّرِ اللّيلِ علَ النَهَار,تَذْكِرَةً لِاُوْلِي الْقُلُوْبِ وَالاَبْصَار ,وَتَبْصِرَةً لِذَوِى الاَلْبَابِ وَ الاِعْتِبَار. اَشهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَ اَشْهدُ اَنَّ مُحّمدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ. اللهُمَّ صَلِ و سلّم علَىَ حَبِيبِ ربِّ العاَلَمِين اِماَم المتَّقِين سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا محَمَّدٍ و علَىَ آلهِ وَ اَصْحاَبِهِ اَخْمعِينَ. (امَّا بَعدُ) فَياَ عِبَادَللهِ أُوْصِي نَفْسيِ وَاِيَّأكُمْ بِتَقْوَاللهِ فِي سِرِّوَالعَلَانِيَّةِ وَعْلَمُو انَّ اللهَ تَعَليَ امَرَكُم بِاَمْرٍ بَدَاَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّي بِالْمَلاَءِكَةِ بِقُدْسِهِ  وَقَالَ تعَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلَاءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَي النَبيِ يَاأيُّها الَّذِينَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِمَا . اللهُمَّ صَلِ علَىَ سَيِّدِنا محَمَّدٍ و علَىَ آلِ سَيِّدِناَ محَمَّد. اللهُمَّ صَلِّ و سَلِّم وَبَارِك علَىَ سَيِّدِنا محَمَّدٍ و علَىَ آلهِ وَ اَصْحاَبِهِ اَخْمعِينَ اَمِين ياَ رَبِّ العَالَمِين.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُسلِمِينَ وَالمُسْلِمَات وَ المُؤْمِنِين وَ المُؤْمِنَات الاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَات اِنَّكَ سَمِيعُ قَرِيبُ مُجِيبُ الدَّعَاوَاتِ فَيَا قَاضِيَات الحَاجَات اِقْضِ حَاجَتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ . رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُنْيَا حَسَنَةً و فِي الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
        عِبَادَ اللهِ , اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الاِحْسَان وَ أِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَي وَيَنْهَي عَنِ الفَحْسَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَ البَغيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن فَاذْكُرُوا اللهَ  العَظِيمْ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَي نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اكْبَرُ

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at Bulan Rajab: memperingati isra' mi'raj dan perintah sholat"