Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Dawud As Lengkap

Kisah Nabi Dawud As Lengkap


Dawud dan Pembunuhan Jalut (Goliath)

Al-Qur'an tidak memerinci cara pembunuhan Jalut oleh Dawud, akan tetapi kitab Perjanjian Lama telah menjelaskan hal itu. Orang orang Palestina telah menghimpun pasukan mereka untuk memerangi Bani Israel di bawah pimpinan Syaul. Masing-masing pihak berkedudukan di gunung dan di antara mereka terdapat sebuah lembah

Beberapa hari telah lewat, tapi masing-masing pasukan tidak berani saling menyerang. Ketika itu tampillah seorang raksasa yang menakutkan bernama Goliath (Jalut) dari pasukan Palestina. Dengan memegang senjata berupa lembing besar, Goliath keluar dan berdin di tengah lembah dan berseru kepada barisan Bani Israel agar mereka memilih seorang lelaki di antara mereka untuk berduel dengannya seraya berkata: "Jika salah seorang di antara kamu, sanggup mengalahkan aku, kami akan menjadi budak-budak kalian dan jika aku menang dan membunuhnya, maka kalian akan menjadi budak kami."

Syaul dan pasukannya mendengar perkataan Goliath, maka takutlah mereka dan menolak bertempur dengannya.

Demikianlah ia terus menantang mereka selama 40 hari. Kemudian Syaul berjanji akan memberikan harta kepada siapa yang dapat membunuh Goliath, serta mengawinkan dengan putrinya. Ada seorang laki-laki dari Baitul Laban (Bethlehem) bernama Yesaya, dengan tiga anak yang menyertai pasukan Syaul untuk berperang bersamanya

Di samping itu ia mempunyai anak keempat yang bernama Dawud yang disuruhnya menyelidiki keadaan mereka.

Maka ia pun melihat Goliath menantang duel, sedang orang orang menjauhinya karena takut kepadanya. Akhirnya timbul keberanian di hati Dawud, dan ia minta izin Syaul untuk bertarung dengannya. Sebelumnya Syaul khawatir akan keselamatannya dan memperingatkan agar jangan nekad. Tapi akhirnya ia mengizinkan Dawud untuk berduel dengan Goliath. Kemudian Syaul memakaikan baju besi kepadanya. Dawud tidak dapat memakainya karena ia tidak terbiasa untuk itu.

Kemudian ia mengumpulkan lima batu dari lembah itu dan meletakkannya di dalam kantong kulit, sedang ketapelnya ada di tangan.

Setelah lama berdebat dengan Goliath, akhirnya Goliath medahului Dawud dengan hantaman lembingnya, akan tetapi Dawud lebih cepat darinya. Maka ia pun melemparkannya dengan batu dari katapelnya ke arah dahinya, sehingga robohlah raksasa itu ke bumi menggeliat dan secepat kilat Dawud melompat kepadanya dan menghunus pedangnya lalu menebas kepalanya.

Orang-orang Palestina merasa takut melihat panglima mereka tewas, maka timbullah kekacauan dalam barisan mereka, kemudian mundurlah mereka melarikan diri, tapi berhasil dikejar oleh Syaul dan orang-orangnya, akhirnya banyak terbunuh di antara mereka 

Kematian Thalud dan Pengangkatan Dawud Sebagai Raja.

Ketika Dawud membunuh Goliath ia pun mendapat kedudukan baik di sisi Syaul (Thalud), yang diutamakan di antara panglima panglima perang Bani Israel.

Akan tetapi rasa dengki menjalar di hati Syaul, karena melihat Dawud sebagai saingan berbahaya, terutama karena ia dicintai oleh seluruh bangsa Israel. Rasa dengki itu segera meningkat hingga berubah menjadi dendam, sehingga beberapa kali ia berusaha membunuhnya, tapi selalu gagal.

Kemudian terjadi perang Jalbu' di mana orang-orang Israel banyak yang mengundurkan diri. Tiga putra Syaul terbunuh dalam perang itu. Ahli-ahli panah Palestina mendapati Syaul, lalu mencederainya sehingga luka parah.

Maka Syaul menyuruh pembawa senjatanya untuk menghunus pedangnya dan menghantamnya dengan pedang itu, supaya musuh musuhnya tidak dapat membunuh dan memotong-motong tubuhnya.  

Tapi prajurit itu menolak, maka Syaul mengambil pedangnya dan membunuh dirinya. Dawud Bertolak Menuju Hebron (Kota Al-Khalil sekarang)

Di situ pemuka-pemuka Yahudi mengangkat Dawud sebagai raja Bait Yahuda. Adapun Bani Israel yang lain menyatakan taat kepada Asybusyit bin Syaul. Kemudian terjadi peperangan antara orang orang Dawud dan orang-orang Asybusyit, hingga putra Syaul tewas Ketika itu Dawud menjadi raja dari cucu-cucu Israel semuanya.

Pada waktu menjadi raja atas Bani Israel, Dawud berumur 30 tahun. Sedang masa pemerintahannya berlangsung 40 tahun sebagai raja di Hebron atas bangsa Yahuda 7 tahun 6 bulan dan raja di Ursyalim (Yerusalem) 33 tahun dari seluruh Israel dan Yahuda

Kemudian Dawud mengangkat putranya Sulaiman sebagai calon penggantinya, sebelum ia meninggal.

Ketika Sulaiman diangkat menjadi raja, ia pun menyempurnakan pekerjaan bapaknya dan melanjutkan penaklukan negeri-negeri serta mengatur kerajaan dengan pengaturan yang baru. Kemudian ia mendirikan candi serta mendapat hikmah.

Dawud Sebagai Hakim

Pada suatu malam sekelompok kambing memasuki kebun seseorang tanpa setahu penggembalanya, sehingga rusaklah tanaman di situ.

Maka para pemilik kebun itu mengadu kepada Dawud seraya berkata: "Wahai nabi Allah, sesungguhnya kami telah membajak tanah kami dan menanaminya serta memeliharanya. Sehingga apabila tiba waktu panen datanglah kambing-kambing orang ini menyebar di atas tanaman kami serta memakannya, sehingga habislah semuanya."

Dawud berkata kepada pemilik kambing: "Benarkah apa yang dikatakan oleh mereka ini?" Mereka menjawab: "Ya."

Kemudian berkatalah ia kepada pemilik Sawah: "Berapakah harga dari tanamanmu?" Maka mereka pun menyebutkan harganya kepadanya.

Tatkala Dawud melihat kedua harga itu hampir sama, ia pun berkata kepada pemilik kambing: "Berikanlah kambingmu kepada pemilik tanaman sebagai ganti rugi bagi mereka atas binasanya tanaman mereka."

Namun putranya Sulaiman yang hadir menyaksikan pengadilan ini berkata: "Saya mempunyai pendapat dalam perkara ini, yaitu pemilik kambing memberikan kambing mereka kepada pemilik tanaman dan mereka mengambil manfaatnya berupa bulu wol, susu dan anak-anaknya, sedangkan pemilik kambing mengambil tanaman itu lalu menanaminya dan mengairinya serta memeliharanya hingga tumbuh tanamannya. Apabila telah tiba waktu panen, mereka pun menyerahkan tanaman itu kepada pemiliknya dan menerima kembali kambing mereka." Maka semua pihak menerima baik keputusan ini dan berkatalah Dawud: "Engkau telah memutuskan hukum dengan tepat, hai anakku," dan ia pun berfatwa seperti apa yang diputuskan oleh Sulaiman. (Q.S. Al-Anbiya': 78- 79)

Dawud Suka Beribadah 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُۥدَ ذَا الْأَيْدِ   ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ

"Bersabarlah atas apa yang mereka katakan; dan ingatlah akan hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sungguh dia sangat taat (kepada Allah)."

(QS. Sad 38: Ayat 17)

إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُۥ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِىِّ وَالْإِشْرَاقِ

"Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi,"

(QS. Sad 38: Ayat 18)

وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً   ۖ كُلٌّ لَّهُۥٓ أَوَّابٌ

"dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat (kepada Allah)."

(QS. Sad 38: Ayat 19)

Dalam ayat tersebut Allah SWT menyuruh nabi Muhammad memperhatikan hamba dan Nabi-Nya Dawud agar menjadi teladan yang baik baginya dalam masalah itu, karena ia memiliki sifat yang mempunyai kekuatan dalam agamanya, tidak lemah dalam mengha dapi kesulitan dan penindasan.

Dan Allah menggambarkannya sebagai Awwaab, yaitu orang yang sering kembali kepada Allah dan berlindung kepada-Nya di saat kesulitan maupun kesenangan dalam keadaan sendirian maupun terang-terangan. Allah telah memudahkan gunung-gunung baginya yang ikut bertasbih bersamanya di waktu malam dan pagi dengan lidah khusus yang tidak bisa dimengerti oleh manusia biasa, akan tetapi Dawud dapat memahaminya dengan pemberian Allah berupa indra-indra dan ilmu serta keistimewaan khusus. Begitu pula burung burung berhimpun di sekelilingnya, ketika ia bertasbih kepada Allah dan ikut serta bertasbih bersamanya.

Kerajaan Dawud dan Hikmahnya 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَشَدَدْنَا مُلْكَهُۥ وَءَاتَيْنٰهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ

"Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan Hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara."

(QS. Sad 38: Ayat 20)

Maksudnya ialah, Kami perkuat kerajaannya dengan kewibawaan, pertolongan dan banyaknya pasukan serta tambahan kenikmatan. Kami berikan hikmah kepadanya, yaitu kenabian dan kesempurnaan ilmu serta syariat dan fashlul khitob, yaitu ketepatan dalam memutuskan perkara yang terjadi antara dua pihak yang berselisih dengan memisahkan yang hak dari yang batil.

Mukjizat-Mukjizat Dawud As.

Allah Ta'ala telah mengisyaratkan kepada keistimewaan-keistime waan yang diberikan kepadanya dan tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa, seperti melunakkan besi. (Q.S. Saba': 10-11)

Maksudnya adalah, Allah melunakkan besi pada kedua tangan Dawud dan menjadikannya seperti lilin yang bisa digunakan sebagaimana dikehendakinya tanpa api dan palu, sehingga ia bisa membuat baju besi dari bagian-bagian yang sambung menyambung dalam kecermatan dan ukuran-ukuran yang sama. Dan baju besi semacam ini tidak menghalangi pemakainya untuk bergerak, sebagaimana baju besi yang hanya terbuat dari satu lempengan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنۢ بَأْسِكُمْ   ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ شٰكِرُونَ

"Dan Kami ajarkan (pula) kepada Daud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperanganmu. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?"

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 80) 

Maksudnya, Kami ajari Dawud pembuatan baju besi untuk melindungi kamu dari hantaman-hantaman pedang dan lembing dalam peperangan menghadapi musuh-musuhmu.

Kitab Nabi Dawud As.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa Allah memberikan sebuah Kitab kepada Dawud yang bernama Zabur. Ahlil Kitab menamakannya Mazmur, yaitu kitab yang berisi syair-syair keagamaan bersifat nyanyian. Di antaranya lagu-lagu dan nyanyian nyanyian yang berisi pengangungan Allah mengenai keajaiban keajaiban makhluk-Nya. dan doa-doa serta pengajaran wasiat-wasiat Tuhan dan penyebutan pahala dan hukuman-Nya.

Sebagian besar isi Mamur berasal dari Dawud, dan sebagian lagi dikarang sesudahnya.

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Dawud As Lengkap"