Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ceramah Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

 

Ceramah Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan


الحمد لله الذي انعم علينا بنعمة الاستقلال والحرية و الصلاة و السلام على سيدنا محمد خاتم النبيين و على اله و صحبه الى يوم الدين

          Alhamdulillah, di malam yang indah penuh Rahmah dan berkah ini, tak ada untaian kata yang pantas diucapkan, selain puji syukur, tahmid dan tasyakur, sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Allah yang maha rahman, memberi nikmat tanpa bosan, maha kaya memberi nikmat kepada siapa saja. Begitu banyak nikmat Seandainya air laut dijadikan tinta, ranting pohon dijadikan pena, dan lembaran daun dijadikan kertas untuk menghitung nikmat Aliah, pasti tidak akan cukup walaupun menggunakan alat secanggih kalkulator dan komputer.

Allah SWT berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ  ۗ  إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."

(QS. An-Nahl : Ayat 18)

        Hadirin yang saya muliakan........Diantara nikmat yang paling besar, yang diberikan kepada bangsa Indonesia adalah nikmat Kemerdekaan. Tepatnya 74 tahun yang lalu, rakyat Indonesia bercita-cita ingin merdeka, bebas dari penjajahan dan penindasan bangsa asing, maka pada hari Jum'at, 17 Ramadhan bertepatan dengan 17 Agustus 1945, Presiden Sukarno dan Wakil presiden Muhammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI, Alhamdulillah.....Dikatakan dalam pembukaan UUD 1945 :"Dengan Rahmat Allah yang maha kuasa, dan di dorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan yang bebas, maka disusunlah kemerdekaan itu.

              Dari kalimat ini jelas, bahwa kemerdekaan adalah rahmat dari Allah, bukan dari siapa siapa, bukan hadiah dari Jepang. bukan pula jasa negara sekutu tapi  rahmat dari Allah SWT. Kalau bukan berkat Rahmat dari Allah, mustahil Indonesia akan merdeka Coba saja bayangkan Profesor mana di dunia, Jendral mana yang paling jago, ahli strategi perang mana yang meramalkan Indonesia akan merdeka melawan penjajah yang  mempunyai senjata lengkap dan alat perang canggih serta tentara yang profesional Sedangkan waktu Indonesia hanya punya bambu runcing.  tidak punya meriam, punya juga  meriam tapi Meriam Bellina,  bukan  meriam Belanda.

               Maka dari itu, mari kita syukuri nikmat yang besar ini, karena dengan mensyukuri kenikmatan -kenikmatan ini akan Allah SWT tambahkan kepada kita, sehingga negara kita menjadi negara Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur, negara yang maju, subur makmur, sejahtera.

Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ  ۖ  وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

(QS. Ibrahim : Ayat 7)

         Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah SWT

Selama 74 tahun bangsa kita merdeka, tentu banyak juga perkembangan dan kemajuan yang kita raih, itu juga termasuk nikmat yang harus kita syukuri. Maka tepatlah kalau malam ini, kita mengadakan tasyakuran doa bersama kemerdekaan atas nikmat Allah yang besar ini . Jangan sampai kita memperingati hari kemerdekaan dengan hal yang tidak bermanfaat apalagi menjerumuskan kepada kemaksiatan, yang menyebabkan tidak mensyukuri nikmat Allah SWT.  Maka pantas kalau azab dan musibah yang diterima bangsa Indonesia, bukannya nikmat dan rahmat. Padahal Allah swt telah memberi contoh dalam Al-Qur'an :

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذٰقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat."

(QS. An-Nahl: Ayat 112)

Hadirin yang berbahagia....

              Dahulu kala, di negara Yaman ada sebuah negara bernama Saba, yang dijuluki dalam Qur'an, Baldatun Thoyyibatun  Wa rabbun Gafur. Negeri itu rakyatnya makmur pertaniannya subur", hasil buminya melimpah ruah, tapi bangsa itu tidak mensyukuri nikmat, tidak mau bersyukur,  pemimpinnya zalim, pegawainya rakus, rakyatnya durhaka, maka Allah turunkan azab dan musibah kepada bangsa itu, kemuliaannya dicabut, kejayaannya hilang, kekayaannya habis, hancurlah bangsa itu tinggal namanya saja sampai saat ini. Begitu juga seandainya kita bandingkan dengan situasi dan kondisi bangsa kita saat ini apabila tidak mensyukuri nikmat Allah, maka tak mustahil bangsa kita akan hancur sedikit demi sedikit,  krisis moneter yang berkelanjutan menjadi krisis multidimensi, hutang negara yang semakin besar mencapai ribuan triliun. belum lagi kebanjiran, kebakaran, kerusakan, pembunuhan, gempa bumi dan sebagainya. Ini adalah teguran dari Allah SWT supaya kita mensyukuri nikmat kemerdekaan.

                Untuk meraih kemerdekaan tidaklah gampang dan mudah,  perlu waktu yang lama, diperlukan perjuangan yang keras, perlu pengorbanan yang banyak, harta, tenaga, pikiran bahkan nyawa dipertahankan, demi mencapai kemerdekaan. Berapa banyak pahlawan yang gugur di Medan  tempur,  merekalah pahlawan jati yang cinta bangsanya. Demi cintanya mereka bertempur gagah berani tak takut walaupun musuh datang silih berganti.

                Allah SWT berfirman:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجٰهِدُوا بِأَمْوٰلِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ  ۚ  ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

(QS. At-Taubah 9: Ayat 41)

            Kebanyakan dari pahlawan itu adalah umat islam, seperti para Ulama, Kiayi, Ustadz, guru dari Pondok pesantren, di madrasah, di surau dan sebagainya. Seperti KH. Agus Salim, KH.hasyim Asy’ari, Teuku Umar, imam Bonjol. Tentu kita kenal siapa itu, jendral Sudirman panglima perang juga seorang guru ngaji di Yogyakarta. kita kirimkan seuntai do'a untuk para pahlawan kita, semoga ditempatkan di tempat yang mulia disisi Allah swt, diampuni dosanya, diluaskan alam kuburnya, dan dimasukkan dalam surga . Amin...selain itu juga kita berdo a untuk bangsa kita yang sedang dilanda musibah, semoga menjadi negara yang aman, makmur, bebas dari hutang, keluar dari krisis, terhindar dari bencana, dan semoga menjadi negara yang bisa mensyukuri nikmat Allah serta  bisa menghormati jasa para pahlawan . Demikianlah yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan serta yang tidak berkenan.


Posting Komentar untuk "Ceramah Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan "