Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Keistimewaan Bulan Ramadhan


Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang namanya disebut dalam Kitab Suci Al-Quran. Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain. Keistimewaan yang dimaksud di uraikan sebagaimana berikut ini.

A. DI DALAMNYA DITURUNKAN AL-QURAN

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran untuk menjadi petunjuk bagi manusia dan berbagai macam mengenai petunjuk itu, serta pemisah antara yang benar dengan yang salah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَا نَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰ نُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَا لْفُرْقَا نِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ ۗ وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ

syahru romadhoonallaziii ungzila fiihil-qur-aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqoon, fa mang syahida mingkumusy-syahro falyashum-h, wa mang kaana mariidhon au 'alaa safaring fa 'iddatum min ayyaamin ukhor, yuriidullohu bikumul-yusro wa laa yuriidu bikumul-'usro wa litukmilul-'iddata wa litukabbirulloha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykuruun

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)

Dalam kitab Al-Hayaati diterangkan, diriwayatkan bahwa lembaran lembaran (shuhuf) Nabi Ibrahim a.s. diturunkan pada malam bulan Ramadhan, kitab Taurat nabi Musa a.s. diturunkan 700 tahun setelah shuhuf Nabi Ibrahim pada malam ke-6 bulan Ramadhan, kitab Zabur Nabi Dawud diturunkan 500 tahun setelah kitab Taurat pada malam ke-12 di bulan Ramadhan, kitab Injil Nabi Isa diturunkan 1200 tahun setelah kitab Zabur pada malam ke-18 bulan Ramadhan, dan kitab Suci Al-Quran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, melalui perantaraan Malaikat Jibril diturunkan 6020 tahun setelah kitab Injil pada malam ke-27 Ramadhan.

Dalam versi lain disebutkan semua Kitab Suci Samawi (Shuhuf-Shuhuf, Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur-an) semuanya diturunkan pada bulan Ramadhan. Shuhuf yang diberikan kepada Ibrahim AS diturunkan pada 1 Ramadhan, 500 tahun kemudian (5 Abad) Zabur yang diberikan kepada Nabi Daud AS diturunkan pada 6 Ramadhan, 700 Tahun kemudian Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS pada 12 Ramadhan, 500 Tahun kemudian Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS pada 12 Ramadhan sedangkan Al-Qur-an diturunkan pada 17 Ramadhan yang sering kita peringati sebagai Nuzul Qur-an.

Paham yang berkembang di Indonesia bersandar kepada pendapat Ibnu Ishaq dalam kitab Sirah, bahwa malam Nuzulul Quran atau malam diturunkannya Al-Quranul Karim yaitu pada malam 17 Ramadhan. Dengan demikian. berarti merakan 17 Ramadhan sekaligus berarti merayakan malam Nuzulul Quran.

Al-Quran yang berisi 30 juz, 114 surat dan terdiri dari 6666 ayat diturunkan Allah bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus serta memberi kabar gembira bagi orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih.  

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا 

inna haazal-qur-aana yahdii lillatii hiya aqwamu wa yubasysyirul-mu-miniinallaziina ya'maluunash-shoolihaati anna lahum ajrong kabiiroo

"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,"

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 9) 

Al-Quran sebagai kitab suci yang paling penghabisan setelah Taurat, Zabur dan Injil diturunkan oleh Allah di dalam bulan Ramadhan. Dan Ramadhan itu merupakan satu-satunya bulan di antara 12 bulan yang namanya disebutkan atau diabadikan dalam kitab suci Al-Quran.

B. ALLAH MEWAJIBKAN PUASA DI BULAN RAMADHAN

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

yaaa ayyuhallaziina aamanuu kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alallaziina ming qoblikum la'allakum tattaquun

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Keistimewaan lain bulan Ramadhan, yaitu di dalamnya Allah memerintahkan atau mewajibkan orang-orang yang beriman untuk berpuasa selama sebulan penuh. Perintah ini mulai diterapkan sejak tahun ke II Hijriyah. Puasa Ramadhan termasuk ibadah wajib yang merupakan rukun Islam ke-4. Hal ini sesuai dengan keterangan Rasulullah dalam sebuah hadits

riwayat Bukhari Muslim: 

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)

Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim]. 

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi juga:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ نَصْرِ بْنِ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيِّ عَنْ النَّضْرِ بْنِ شَيْبَانَ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَالْقَاسِمُ بْنُ الْفَضْلِ الْحُدَّانِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ النَّضْرِ بْنِ شَيْبَانَ قَالَ لَقِيتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَقُلْتُ حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ أَبِيكَ يَذْكُرُهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ نَعَمْ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَهْرٌ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan ['Ubaidullah bin Musa] berkata, telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] dari [Nadlr bin Syaiban]. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] berkata, telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] dan [Qasim bin Fadhl Al Huddani] keduanya dari [Nadlr bin Syaiban] ia berkata, "Aku menemui [Abu Salamah bin 'Abdurrahman], aku lalu berkata, "Riwayatkanlah satu hadits yang engkau dengar dari ayahmu berkenaan dengan bulan Ramadlan, " ia berkata, "Ya, [bapakku] telah menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut-nyebut bulan ramadlan, beliau bersabda: " (Ramadlan) adalah bulan yang Allah mewajibkan kalian berpuasa, dan aku sunnahkan shalat di malam harinya. Barangsiapa berpuasa di siangnya dan bangun di malamnya karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya akan keluar seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya. "

C. DI DALAM BULAN RAMADHAN ADA LAILATUL QADAR

Lailatul Qadar diturunkan oleh Allah hanya di dalam bulan Ramadhan. Lailatul Qadar merupakan suatu malam yang sangat bernilai tinggi, lebih mulia dari 1.000 bulan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

innaaa angzalnaahu fii lailatil-qodr

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar."

وَمَاۤ اَدْرٰٮكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ 

wa maaa adrooka maa lailatul-qodr

"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ 

lailatul-qodri khoirum min alfi syahr

"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."

تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ 

tanazzalul-malaaa-ikatu war-ruuhu fiihaa bi-izni robbihim, ming kulli amr

"Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."

سَلٰمٌ  ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

salaamun hiya hattaa mathla'il-fajr

"Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." 

Lailatul Qadar merupakan suatu malam yang nilainya sangat tinggi. Malam diturunkannya ayat pertama dari Al-Quranul Karim kepada Nabi besar Muhammad saw. sekaligus malam pengukuhan bagi beliau sebagai pengemban risalah Allah berupa tugas suci menyebarluaskan ajaran Islam kepada umat manusia.

Pada malam Al-Qadar ribuan malaikat turun berdoa dan mengumandang kan permohonan ampun kepada Allah untuk manusia. Karena itu, wajar sekali kalau pada malam itu diturunkan Al-Quran yang berisi ajaran mengenai seluruh aspek kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

D. PARA MALAIKAT TURUN KE BUMI PADA MALAM QADAR BULAN RAMADHAN 

Allah SWT berfirman :

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ 

lailatul-qodri khoirum min alfi syahr

"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."

تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ 

tanazzalul-malaaa-ikatu war-ruuhu fiihaa bi-izni robbihim, ming kulli amr

"Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."

سَلٰمٌ  ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

salaamun hiya hattaa mathla'il-fajr

"Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." 

Kita ketahui bersama Lailatul Qadar ada pada bulan ramadhan, dimana pada malam tersebut malaikat turun untuk mengatur segala urusan.

 E. TERDAPAT PERINTAH MENGERJAKAN SHALAT TARAWIH

Shalat tarawih atau shalat qiyam, tidak kita jumpai pada bulan-bulan lain, kecuali di bulan Ramadhan. Hal ini, tentu merupakan keistimewaan tersendiri.

Shalat tarawih adalah shalat sunnat pada bulan Ramadhan yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw. sebanyak 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Di masa Umar bin Khathab menurut riwayat di Madinah dikerjakan sebanyak 23 rakaat, sedang yang menjadi imam adalah Ubay bin Kaab. Amalan Umar bin Khathab ini disepakati oleh ijma'. 

Shalat sunnat tarawih mengandung banyak kebaikan. 

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari No. 37 dan Muslim No. 759). 

Para ulama sepakat bahwa redaksi “qâma ramadhâna” di dalam hadits tersebut diarahkan pada shalat tarawih. Ulama sepakat atas kesunnahan tarawih dan sesungguhnya tarawih adalah shalat yang dikehendaki dalam hadits Nabi. Barang siapa beribadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. Hadits diriwayatkan al-Bukhari. Adapun sabda Nabi “imanan”, maksudnya adalah membenarkan bahwa yang demikian itu haq seraya meyakini keutamaannya. 

 Shalat tarawih berjamaah dengan imam pahalanya seperti shalat semalam penuh.

Dari Abu Dzar ra., Nabi saw. pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً.

“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyamsatumalam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Setelah melaksanakan salat tarawih ditutup dengan salat witir yang yang jumlah rakaatnya ganjil

F. PINTU-PINTU LANGIT DIBUKA,  PINTU SURGA DIBUKA,  PINTU NERAKA DIKUNCI,DAN SETAN-SETAN DIBELENGGU

Apabila bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu langit dibuka oleh Allah. Mengenai hal itu, sesuai dengan pernyataan Rasulullah dalam sebuah hadits, riwayat Bukhari: 

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahannam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR. Bukhari)

 ketika bulan Ramadhan masuk, ada tiga hal yang dianugerahkan Allah kepada hamba-Nya agar ibadahnya bisa maksimal, yaitu: dibukanya pintu langit, ditutupnya pintu neraka jahannam dan dibelenggunya setan-setan. Dibukanya pintu langit, kalau melihat redaksi lain adalah surga. Sabda Nabi,

عن أبي هريرة -رضي الله عنه-: أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال: «إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِحَتْ أبْوَاب الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ، وَصفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ».

 “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka sedangkan pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.” .” (HR. Bukhari). 






Posting Komentar untuk "Keistimewaan Bulan Ramadhan"