Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KISAH NABI MUHAMMAD SAW RINGKAS DAN LENGKAP

KISAH NABI MUHAMMAD SAW RINGKAS DAN LENGKAP


Agama Bangsa Arab Sebelum Islam

Bangsa Arab terbagi atas tiga bagian, Arab Baidah, Aaribah dan Musta'ribah.

Arab Baidah adalah suku bangsa Arab yang telah punah. Yang termasuk golongan ini adalah kaum Aad, Tsamud, Jadiis dan Thasm, Amaaliqah, Amiim, Jurhum dan Jaasim Mereka ini adalah suku-suku bangsa yang sudah tidak ada lagi. Arab Aaribah adalah penduduk Yaman dan sekitarnya, yaitu suku Qahtan. Arab Musta'ribah adalah penduduk Hijaz, Najd dan sekitarnya. Mereka ini adalah anak-anak Ismail putra Nabi Ibrahim as., yaitu bapak yang menurunkan Nabi Muhammad Saw.

Mereka ini terdiri dari suku-suku yang banyak, dibagi lagi dalam anak- anak suku yang disebut Bathn dan Fakhadz, yang terbesar adalah Rabiah dan Mudlor dimana suku Quraisy berasal. Suku Quraisy adalah suku tertinggi di antara Arab Musta'ribah.

Merekalah yang merawat Kabah dan tugas ini menimbulkan kepemimpinan mereka atas Makkah. Mereka pun memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki suku-suku lain di sekitarnya

Pecahan-pecahan Quraisy adalah Bani Hasyim, Umayyah, Naufal, Abdud Daar, Asad, Taim, Makhzum, Adiy, Jamh, Salim. Masing-masing suku ini mempunyai satu jabatan atau lebih dalam pemerintahan di Makkah.

Jabatan-jabatan dari suku Quraisy dan pecahan-pecahannya adalah

1. As-Sadaanah, yaitu pekerjaan menutup Ka'bah dan membukanya bagi orang-orang yang datang ke situ, disebut juga Al-Hijaabah

2. As-Siqaayah, yaitu pekerjaan memberi minum orang-orang haji lantaran sedikitnya air di Makkah. Maka yang mengurusi pekerjaan ini membuat wadah-wadah ais dari kulit yang diletakkan di halaman Ka'bah. Di situ ditempatkan air-air tawar dari sumur-sumur yang di angkut dengan unta-unta.

Demikianlah keadaan mereka hingga digali sumur Zamzam dan tugas memberi minum dilakukan oleh Bani Hasyim. 

3. Ar-Rifaadah, yaitu dana yang dikeluarkan oleh Quraisy dalam setiap mausim (pekan raya) dari harta mereka untuk dibuat makanan bagi orang-orang faqir dan tugas ini dilaksanakan oleh Bani Naufal, kemudian Bani Hasyim.

4. Al-Iqaab, yaitu nama bendera Quraisy.

Bilamana mereka hendak perang, dikeluarkanlah bendera itu dan diserahkan kepada seorang di antara mereka yang sudah mereka sepakti bersama, atau kalau tidak maka diserahkan kepada peme gangnya, yaitu dari Bani Umayyah. 

5. An-Nadwah, yaitu sebuah bangunan yang didirikan oleh Quraisy di samping Ka'bah untuk bermusyawarah.

Di situ berkumpul pemuka-pemuka Quraisy untuk bermusyawarah dan tidak boleh seorang pun masuk ke situ, kecuali orang yang sudah berumur 40 tahun. Setiap perkawinan dilakukan di situ, demikian pula bendera perang, juga pemakaian cadar oleh seorang gadis Quraisy yang sudah baliq dilakukan di situ. Darun Nadwah ini diurusi oleh Bani Abdid Daar. 

6. Al-Qiyaadah dan Al-Masyurah.

Al-Qiyaadah ialah tugas memimpin rombongan, pelakunya berjalan di depan rombongan dalam perjalanan-perjalanan mereka, baik untuk berperang atau berdagang. Tugas ini dijalankan oleh Bani Umayyah dan pelakunya di antara mereka pada permulaan Islam adalah Abu Sufyan bapak Muawiyah.

Adapun Al-Masyurah ialah tugas memberi nasihat dalam urusan urusan penting. Tugas ini dijalankan oleh Bani Asad. Kaum Quraisy selalu mengemukakan urusannya kepada Bạni Asad untuk bermusyawarah. 

7. Al-Qubbah dan Al-Hukumah.

Al-Qubbah adalah tempat di mana mereka mengumpulkan dan mempersiapkan pasukan, sedangkan Al-Hukumah ialah pemutusan perkara antara manusia bila terjadi sengketa antara sesama mereka atau dengan kata lain At-Tahkim.

8. As-Safaarah, yaitu tugas sebagai duta untuk melakukan perundingan perdamaian bila terjadi perang antara suku-suku. Duta terakhir bangsa Quraisy di jaman Jahiliyah adalah Umar bin Khattab

Pasar Ukkadh

Pasar Ukkadh terletak di dekat Thaif, adalah sebuah pasar di mana orang-orang berdatangan dari segenap penjuru dalam bulan-bulan Haram. Di situ mereka memasang kemah-kemah dan berjual beli serta bertukar barang.

Maka pasar ini menjadi tempat pertemuan musiman dari para ahli pidato dan penyair yang masing-masing memperlihatkan kebolehan nya.

Tahun Gajah

Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan Kabah. Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah yang mengirimkam burung-burung Ababil, yang manjatuhkan batu batu yang mengandung wabah penyakit dan menimpakannya atas pasukan Abrahah. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 masehi.

Pada tahun ini pula dilahirkan nabi besar Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir bagi umat manusia 

Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Beliau adalah keturunan dari Ismail as. Nasabnya dari pihak bapak: Muhammad bin Abdullah Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin kilab bin Murroh bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nudlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin llyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.

Nasabnya dari pihak ibu: Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Bapak dan ibunya bertemu nasabnya pada kakeknya Kilab.

Muhammad Saw. dilahirkan di Makkah pada hari senin 12 Rabi'ul Awwal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 Nisaan tahun 571 Masehi.

Maka jarak antara kelahiran beliau dengan kelahiran Isa as. adalah 571 tahun, antara Isa hingga wafatnya Musa as. adalah 1716 tahun. antara Musa dan Ibrahim as. adalah 545 tahun, antara Ibrahim dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh as. adalah 1080 tahun. antara air bah Nabi Nuh as. dan Adam as. 2242 tahun, sehingga jarak antara kelahiran Muhammad Saw. dan Adam as. 6155 tahun. berdasarkan riwayat yang masyhur dari para ahli sejarah.

Muhammad Saw. dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah wafat di Madinah dua bulan sebelum beliau lahir.

Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan singgah di Madinah dalam keadaan sakit, hingga wafat di rumah pamannya dari Bani Najjar. Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali 5 ekor unta dan sahaya perempuan

Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan untuk menyerahkan penyusuan anak-anak mereka kepada perempuan lain di dusun dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai tubuh yang kuat dan omongan yang fasih.

Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Mutthalib menyerahkan cucunya Muhammad Saw. kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa'diyah salah seorang perempuan dari Bani Sa'ad untuk menyusui beliau.

Setelah Muhammad Saw. berusia 4 tahun, Halimah mengembalikannya kepada ibunya. Menurut riwayat selama ia menyusui Nabi Saw. sering terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi Saw.  

Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw.

Ketika Nabi Saw. mencapai usia 6 tahun, pergilah ibunya ke tempat paman-pamannya dari Bani Najjar, kemudian kembali bersama beliau. Dalam perjalanan pulang, wafatlah ibunya di suatu tempat bernama Abwa', yaitu sebuah desa yang terletak antara Makkah dan Madinah.

Setelah itu Nabi Saw. diasuh oleh Ummu Aiman dan dipelihara oleh kakeknya Abdul Mutthalib yang merupakan salah seorang terkemuka di Makkah pada waktu itu. Abdul Mutthalib sangat mencintai cucunya.

Setelah 2 tahun dipelihara kakeknya, kemudian Abdul Mutthalib wafat dalam usia 140 tahun dan Nabi Saw. dipelihara oleh Abu Thalib pamannya, ayah dari Sayyidina Ali ra.

Perjalanan Pertama

Tatkala Nabi Saw. mencapai usia 13 tahun, beliau pergi bersama pamannya Abu Thalib ke Syam. Di suatu tempat beliau berjumpa dengan seorang pendeta Yahudi bernama Buhairah dan ada pula yang mengatakan pendeta Nasrani.

Pendeta itu memahami adanya keistimewaan pada diri Nabi Saw. dan berkata kepada Abu Thalib: "Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan kedudukkan yang tinggi, maka jagalah dia baik-baik." Kemudian pulanglah Abu Thalib bersama Nabi Saw. ke Makkah.

Perjalanan Kedua

Ketika Nabi Saw. mencapai usia 25 tahun, beliau pun pergi ke Syam untuk kedua kalinya dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita ternama dan kaya yang dipercayakan kepada beliau.

Dalam perjalanan itu Nabi Saw. disertai seorang sahaya Khadijah bemama Maisaroh. Dalam perjalanan itu beliau bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya keistimewaan-keistimewaan pada diri Nabi Saw. sebagaimana yang pernah dilihat oleh Buhairah. Setelah selesai berdagang kembalilah mereka ke Makkah. 

Perkawinan Muhammad Saw.

Setibanya di Makkah dari perjalanan dagang ini, beliau kawin dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu dua bulan sesudah kedatangannya.

Setelah itu Nabi Saw. pindah ke rumah Khadijah untuk memulai lembaran baru dari kehidupannya, umur Khadijah pada waktu itu 40 tahun.

Dari perkawinan itu lahir 3 orang putra yaitu Al-Qasim, Abdullah dan Thayyib, yang semuanya meninggal di waktu kecil, serta 4 orang putri, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah. Keempat putri itu hidup sampai mereka besar. Yang tertua dari mereka kawin dengan Abil Aash ibnu Rabi' bin Abdus Syam. Ruqayyah kawin dengan Utbah bin Abi Lahab, sedang Ummu Kaltsum kawin dengan Utaibah bin Abi Lahab. Ruqayyah dan Ummu Kaltsum kemudian kawin lagi dengan Usman bin Affan. Adapun yang termuda yaitu Fatimah Az-Zahra ra. kawin dengan Ali bin Abi Thalib ra.

Penyelesaian Perkara oleh Muhammad Saw.

Ketika Rasulullah Saw. mencapai usia 35 tahun, kebetulan orang Quraisy sedang membangun Ka'bah dan hendak meletakkan Hajarul Aswad di tempatnya di sebelah timur. Mereka berselisih mengenai siapa yang akan meletakkan Hajarul Aswad, sampai hampir saja mereka berkelahi, karena pekerjaan ini adalah suatu pekerjaan yang mulia. Kemudian diputuskan bahwa siapa yang lebih dulu masuk dari pintu Shafa dialah yang akan memutuskan perkara ini.

Ternyata Muhammad Saw. yang masuk pertama kali, maka beliau memutuskan untuk meletakkannya di atas surbannya dan masing masing suku memilih seorang wakil yang memegang ujung sorban dan mengangkatnya bersama-sama, hingga tiba di tempatnya lalu Nabi Saw. mengambil Hajarul Aswad dan menaruhnya di tempatnya maka bereslah persoalannya. 

Bangsa Arab Sebelum Pengangkatan Muhammad Saw. Sebagai Rasul

Di antara mereka ada yang mengingkari penyembahan berhala dan membenci perbuatan-perbuatan Jahiliyyah. Mereka itu antara lain adalah Qais bin Sa'idah Al-Ayadi orang bijaksana dan ahli pidato mereka, yang wafat sebelum pengangkatan Muhammad Saw sebagai nabi.

Kemudian Abu Said bin Zaid paman Umar bin Khattab yang wafat di Damsyik sebelum pengangkatan Muhammad Saw. sebagai nabi. Kemudian Waraqah bin Naufal anak paman Khadijah yang bertemu dengan Nabi Saw. sebelum pengangkatan, dan menguatkan serta memberitakan akan keberhasilan dakwahnya.

Di antara mereka ada yang tidak memeluk sesuatu agama apa pun. Nabi Saw. mempunyai kebiasaan suka menyendiri dan merenungkan keadaan alam ini. Beliau berdiam mengasingkan diri di gua Hira' yang terletak 3 mil dari Makkah, jauh dari kesibukan-kesibukan hidup.

Pengangkatan Muhammad Saw. Sebagai Nabi

Tatkala Muhammad Saw. mencapai usia 40 tahun turunlah wahyu pertama yang dibawa oleh Jibril di gua Hira'.

Wahyu itu ialah firman Allah Swt.: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah."

Adalah Waraqah bin Naufal anak paman Khadijah binti Khuwailid, seorang yang masyhur di Makkah karena keluasan ilmunya dalam hal ihwal agama-agama samawi. Tatakal Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi Saw. Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya tentang peristiwa tersebut. Waraqah berkata: "Demi Tuhan yang nyawa Waraqah berada di tangan-Nya, jika engkau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Muhammad) adalah nabi dari umat ini.  

Penyiaran Dakwah

Mulailah Rasulullah Saw menyiarkan dakwah kepada kaumnya secara khusus dan umat-umat yang lain secara umum, yaitu seruan untuk memeluk agama Islam yang memberi petunjuk kepada manusia, guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pertama kali beliau menyiarkan agama Islam secara diam-diam kemudian berubah menjadi terang-terangan.

Orang pertama yang memerima ajakan Rasulullah Saw. jalah Abu Bakar bin Abi Quhafah yang termasuk pemuka Quraisy yang disegani.

Dari kaum wanita adalah Khadijah binti Khuwailid istrinya dan dari anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib dan dari sahaya adalah Zaid bin Haritsah. Kemudian makin lama makin banyak pengikutnya Dalam menyiarkan agama Islam Nabi Saw, mengalami gangguan besar dari kaumnya.

Mereka melempari beliau dengan batu dan kotoran, namun beliau tetap sabar dan tabah dalam menyiarkan dakwah Islam, sehingga mereka melancarkan segala usaha untuk menghentikan dakwahnya. Beliau tetap tekun dalam pekerjaannya yang mulia, hingga tampaklah kebenaran dan lenyaplah kebatilan.

Dakwah secara diam-diam dilakukan selama 3 tahun, kemudian turun wahyu yang menyerukan untuk berdakwah secara terang-terangan. Kaum Quraisy bermusyawarah untuk memutuskan cara guna menghentikan dakwah Muhammad Saw. Maka diputuskan untuk mengirim utusan kepada Nabi Saw. untuk membujuknya. Namun usaha mereka sia-sia belaka, karena dakwah Nabi Saw. bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan buat kemaslahatan seluruh umat manusia sebagaimana diperintahkan oleh Allah Swt.

Hijrah Pertama ke Negeri Habasyah

Tatkala gangguan kaum kafir Quraisy makin bertambah sengit dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap kaum muslimin, maka Nabi Saw. memutuskan untuk hijrah ke Habasyah.  

Kemudian berangkatlah 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan ke negeri Habasyah (Ethiopia) di bawah pimpinan Ja'far bin Abi Thalib Setelah itu menyusul yang lain, sehingga seluruh kaum Mujahirin berjumlah 83 laki-laki dan 18 perempuan

Tatkala kaum Quraisy mendengar kabar itu, mereka mengutus delagasi kepada Najasyi raja Habasyah yang di antara mereka terdapat Abdullah bin Abi Rabi'ah dan Amru bin Aash. Setibanya mereka di hadapan Najasyi berkatalah Amru bin Aash

sebagai juru bicara kaum Musyrikin kepada raja: "Telah datang ke negerimu anak-anak bodoh dari negeri kami yang telah meninggalkan agama kaum mereka dan tidak memeluk agamamu

Mereka datang membawa agama yang mereka buat dan tidak kita kenal, sedangkan kami diutus kepadamu mengenai urusan mereka, oleh pemuka-pemuka kaum mereka dari bapak-bapak, paman-paman dan keluarga-keluarga mereka untuk mengembalikan orang-orang ini kepada mereka."

Najasyi ganti bertanya kepada kaum Muslimin, yang kemudian dijawab oleh Ja'far bin Abi Thalib sebagai juru bicaranya: "Wahai raja, kami sebelumnya adalah orang-orang Jahiliyah yang menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutuskan hubungan kekeluargaan dan berbuat buruk terhadap tetangga yang kuat di antara kami menganiya yang lemah hingga Allah mengutus kepada kami seorang rasul dari golongan yang kami kenal nasabnya, kebenaran dan kejujuran serta kesuciannya

Maka ia menyuruh kami mengesakan Allah, tidak menyekutukan Nya dengan sesuatu apa pun, meninggalkan berhala-berhala yang kami sembah, menyuruh berkata benar, menyambung tali kekeluar gaan, berbuat baik terhadap tetangga, tidak menumpahkan darah, melarang kami berbuat zina dan berkata dusta, melarang makan harta anak yatim, menyuruh kami mengerjakan salat, puasa, dan mengeluarkan zakat. Maka kami beriman kepadanya dan membenarkannya." 

Tatkala Ja'far bin Abi Thalib membacakan sebagian surah Maryam, menangislah Najasyi, lalu berkata: "Sesungguhnya agama ini dan agama yang dibawa Isa berasal dari satu sumber." Kemudian ia menoleh kepada Abdullah bin Rabi'ah dan Amru bin Aash seraya berkata: "Pergilah kamu berdua, demi Allah aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian."

Hijrah Kedua ke Habasyah

Sesudah kembalinya kaum Muhajirin, Hamzah bin Abi Thalib paman Nabi Saw. dan Umar bin Khattab yang terkenal kekerasannya masuk Islam

Pada waktu kaum Muslimin berjumlah 40 orang lelaki dan 11 orang perempuan Kaum Muslimin semakin kuat dengan Islamnya Umar bin Khattab, kemudian terus tersebar di kalangan suku-suku Arab.

Maka takutlah kaum Quraisy akan akibatnya, sehingga mereka bermaksud membunuh Nabi Saw. dengan memboikotnya dan keluarganya Bani Hasyim di Syi'ib Makkah, sampai mereka mau menyerahkan Nabi Saw. untuk dibunuh. Kaum Quraisy menulis isi boikot di lembaran kulit yang digantung kan di Ka'bah.

Maka Nabi Saw. menyuruh sahabat-sahabatnya berhijrah ke Habasyah, yaitu hijrah kedua. Jumlah kaum Muhajirin saat itu 83 orang lelaki dan 18 orang perempuan, dan ikut pula kaum Muslimin Yaman, yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan kaumnya.

Penghentian Boikot

Nabi Saw. dan kaumnya terkurung di dalam syi'ib selama 3 tahun tidak menerima makanan kecuali secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka makan dedaunan. Kemudian orang-orang Quraisy menghentikan pemboikotan, sedang lembaran kulit yang berisi pengumuman boikot itu telah dimakan rayap. Maka keluarlah Nabi Saw. dari tempat yang terkurung itu, peristiwa itu terjadi pada 10 tahun kenabian. 

Berdakwah Di Thaif

Abu Thalib paman Nabi Saw. adalah seorang yang membela Nabi Saw. mati-matian dan seorang yang beriman, hanya saja tidak menampakkan imannya secara terang-terangan di hadapan kaumnya karena sutu hal.

Pada tahun 10 dari kenabian Muhammad Saw. wafatlah Abu Thalib, sehingga bertambah hebatlah gangguan Quraisy terhadap Nabi Saw. Oleh karena itu beliau mencoba berdakwah di Thaif dengan ditemani sahayanya Zaid bin Haritsah.

Di Thaif beliau tinggal selama sebulan menyeru Bani Tsaqif, agar menolongnya dalam menghadapi kaum Quraisy, namun mereka tidak memenuhi ajakannya, bahkan mereka banyak mengganggunya hingga menyebabkan kaki beliau berdarah karena dilempari batu.

Adapun Zaid bin Haritsah, dialah yang menghalangi gangguan mereka hingga tibalah keduanya di sebuah pohon anggur, lalu duduk berteduh di bawahnya.

Pohon anggur itu kepunyaan dua orang bersaudara Utbah dan Syaibah anak Rabi'ah. Tatkala kedua orang itu melihat beliau, ibalah hati mereka dan menyuruh sahaya mereka yang bernama Addaas seorang Nasrani, untuk mengambilkan anggur dari pohonnya dan memberikannya kepada Nabi Saw.

Tatkala beliau menerimanya dan hendak memakannya, maka beliau mengucapkan bismillah.

Addaas berkata: "Perkataan ini belum pernah diucapkan oleh penduduk negeri ini." Maka Nabi Saw. berkata: "Dari negeri manakah engkau dan apakah agamamu?"

Addaas menjawab: "Aku adalah seorang Nasrani dari Ninive." Nabi Saw. berkata: "Dari desa orang saleh Yunus bin Mata?" Addaas berkata: "Dari mana engkau mengenal Yunus?" Maka Nabi Saw. membacakan ayat Al-Qur'an yang berisi kisah Yunus

Tatkala Addaas mendengar itu ia pun masuk Islam dan berkata kepada kedua anak Rabi'ah: "Tidak ada di bumi ini yang lebih baik dari orang ini, ia telah memberitahukan kepadaku suatu perkara yang hanya diketahui oleh seorang nabi."

Nabi Saw, terus berdakwah kepada kaum Quraisy agar mereka memeluk agama Islam, sedangkan kaum Quraisy tetap menantangnya hingga pada tahun 11 kenabian, beliau berdakwah di tempat pertemuan suku-suku Arab, sehingga sebagian dari mereka ada yang beriman.

Tersebarnya Islam di Madinah

Di antara orang-orang yang beriman ada 6 orang Arab Yasrib (Madinah), sehingga tersebarlah Islam di Madinah.

Kemudian datang lagi 12 orang dari mereka dalam tahun 12 kenabian dan mereka pun beriman dan membaiat Nabi Saw., lalu kembali ke Madinah dan menyebarkan Islam di sana, sehingga banyaklah orang yang membicarakan beliau.

Dalam tahun 13 dari kenabian, datang dari Madinah 70 orang lelaki dan 2 orang perempuan yang beriman kepada Islam dan membaiat Nabi Saw., sehingga bertambah banyak pengikutnya di Madinah.

Hijrah Ke Madinah

Sesudah merasakan hebatnya gangguan Quraisy terhadap kaum muslimin dan tersiarnya Islam, maka Nabi Saw. memutuskan untuk hijrah bersama kaum Muslimin semuanya ke Madinah dan menyuruh mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Tatkala kaum Quraisy mengetahui hal itu, mereka pun sepakat untuk membunuhnya.

Maka keluarlah Nabi Saw. dengan ditemani Abu Bakar, mereka bersembunyi di gua Tsur. Kejadian ini berlangsung pada hari Kamis sore tanggal 1 Rabi'ul Awwal. Orang Quraisy berusaha menemukan Nabi Saw. namun usaha mereka tidak berhasil.

Kemudian lewat 3 hari keluarlah mereka berdua dari gua dan berjalan dengan disertai penunjuk jalan Abdullah bin Uraiqith Al Laitsi, hingga tibalah keduanya di Qubba' pada hari senin 12 Ra bi'ul Awwal. 

Di antara para pengejar ada seorang pemuda Quraisy bernama Suraqah bin Malik bin Ja'syam yang diberitahu seseorang yang melihat rombongan Nabi Saw.

Tatkala Abu Bakar melihat seorang penunggang kuda yang datang menghampiri mereka dengan membawa senjata, ia pun merasa takut, Adapun Rasululah Saw., maka beliau tenang-tenang saja dan tidak henti-hentinya berdoa

Ketika Suraqah bertambah dekat, tiba-tiba jatuhlah kudanya dan ia terlempar ke tanah. Suraqah bangkit kembali dan meneruskan pengejarannya dan ketika ia hampir tiba jatuh lagi kudanya, hingga kaki kudanya terjerembab ke bumi, sedang ia terlempar jauh dari senjata dan kudanya. Di sini Suraqah mendapat firasat jelek dan menyadari bahwa usaha nya gagal.

Pada waktu itu Rasulullah Saw. mengatakan kepadanya, bahwa di kemudian hari ia akan memakai mahkota Raja Kisra, Raja Persia Akhirnya hal itu menjadi kenyataan.

Nabi Saw, berdiam beberapa hari di Qubba' dan mendirikan masjid di sana. Kemudian beliau singgah di Wadi Salim untuk mengimami salat para sahabatnya dan berkutbah di situ, sebagai kutbah pertama selama Islam masuk Madinah dan diterima dengan baik oleh penduduk Madinah, dan mereka menolong beliau dalam menyiarkan agama Islam

Pasukan Pertama yang Dipimpin oleh Nabi Saw.

Pasukan pertama yang dipimpin Nabi Saw. ialah pasukan yang berangkat bersama beliau pada tahun 2 Hijriah, untuk menyerang Waddan dan memerangi Bani Dhomroh, karena mereka melanggar janji damai yang telah diadakan di antara kedua belah pihak.

Jumlah pasukan Nabi Saw. pada waktu itu 60 orang prajurit, akan tetapi tidak terjadi perang, bahkan diadakan perjajian untuk kedua kalinya  

Setelah itu terjadi 27 kali ghazwat (peperangan) yang kesemuanya dimenangkan oleh kaum muslimin, kecuali ghazwat Uhud dan awal peperangan Hunain.

Peperangan peperangan di mana Rasulullah Saw. ikut berperang, semuanya berjumlah 9 peperangan, yaitu perang Badar (2 kali), Uhud, Khandap, Bani Quraidhah, Bani Mustrhaliq, Khaibar, Hunain dan Thaif.

Peperangan Badar Besar

Peperangan Badar besar terjadi pada tahun 2 Hijriah, antara 313 prajurit muslimin dengan 1.000 prajurit Quraisy.

Pertempuran ini merupakan penentuan antara yang hak dan yang batil, karena di situ kaum muslimin mendapat kemenangan dan berhasil menawan 70 orang Quraisy, serta membunuh 70 orang dari mereka. Adapun kaum muslimin, hanya kehilangan 12 orang yang tewas sebagai syuhada 

Badar adalah nama desa yang terletak antara Makkah dan Madinah

Tebusan Tawanan dengan Mengajar

Tawanan-tawanan Quraisy pada waktu itu terbagi 2 bagian Satu bagian terdiri dari orang-orang kaya dan satu bagian terdiri dari orang-orang miskin

Adapun orang-orang kaya, mereka itu ditebus oleh keluarga mereka dengan harta sedangkan orang-orang miskin tebusannya ialah tiap-tiap orang harus mengajar membaca dan menulis kepada sepuluh orang anak di Madinah.

Perang Ghathafan

Perang Ghathafan terjadi tahun 3 Hijriah. Peperangan ini sebenar nya tidak begitu penting, akan tetapi dalam perang ini terjadi suatu peristiwa besar.

Pada waktu itu keluar 450 orang dari Bani Tsa'labah dan Muharib di bawah pimpinan Du'tsur bin Harits Al-Muharibi yang ingin menyerbu Madinah. Maka keluarlah Nabi Saw. dengan pasukannya dan larilah musuh ke gunung-gunung. Tatkala Nabi Saw. sedang beristirahat dan menjemur bajunya yang basah sambil duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Du'tsur secara diam-diam hendak membunuh beliau seraya berkata:

"Siapakah yang akan melindungimu, hai Muhammad?" Beliau menjawab: "Allah Ta'ala." Maka orang itu pun merasa takut dan pedangnya terjatuh darintangannya, lalu Nabi Saw. mengambilnya seraya berkata: "Siapakah yang dapat melindungimu dariku?"

Du'tsur menjawab: "Tidak ada." Maka Nabi Saw. memaafkannya dan ia pun masuk Islam serta mengajak kaumnya memeluk agama Islam.

Perang Uhud

Kaum musyrikin Quraisy ingin membalas dendam atas kekalahan mereka dalam perang Badar Kubra (besar), karena banyak tokoh mereka yang terbunuh dalam perang itu.

Tiga ribu prajurit Quraisy yang lengkap persenjataannya, berhadapan dengan prajurit-prajurit muslimin yang berjumlah 1.000 orang dikurangi 300 orang munafik di bawah pimpinan Abdullah bin Ubay.

Ketika kedua pasukan bertemu, Nabi Saw. menyuruh pemanah pemanah muslimin yang berjumlah 50 orang agar menjaga tempat strategis, baik kaum muslimin menang atau kalah.

Kemudian terjadi pertempuran dan kemenangan berada di pihak muslimin. Namun pemanah-pemanah yang seharusnya tetap berada di tempatnya turun dari tempatnya dan ikut mengambil barang rampasan, kecuali pimpinan mereka Abdullah bin Jubair. Ketika kaum Musyrikin melihat kesempatan, mereka pun balik menyerang kaum muslimin dan mencerai beraikan mereka.

Namun Nabi Saw. dan sahabat-sahabat besarnya tetap bertahan, sementara wajah beliau terluka dan giginya patah, demikian pula beberapa sahabat besarnya. 

Korban tewas di pihak muslimin berjumlah 70 orang di antaranya Hamzah paman Nabi Saw dan di pihak Quraisy 33 orang tewas. Uhud adalah nama gunung di dekat Madinah.

Perang Khandaq atau Ahzab (Persekutuan Musuh)

Perang Khandaq atau Ahzab terjadi pada tahun 5 Hijriah. Ini adalah perang yang penting di mana kaum Quraisy bersekutu dengan orang-orang Yahudi untuk memerangi kaum muslimin, sehingga jumlah mereka 10.000 orang di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb. Kaum muslimin tidak langsung menghadapi mereka, tetapi menggali parit pertahanan (khandag) berdasarkan petunjuk Salman Al-Farisi.

Mereka terkepung selama 15 hari hingga merasakan kesulitan yang sangat di tambah lagi dengan sifat pura-pura dari kaum munafiqin.

Dalam kesempatan ini kaum Yahudi Bani Quraidah melanggar perjanjian damai dengan kaum muslimin Akhirnya Allah Swt. mengirimkan angin kencang dan memporak porandakan kaum musyrikin, maka bebaslah kaum muslimin dari kepungan Setelah itu kaum muslimin menyerang Bani Quraidah dan membunuh orang-orang lelaki dari mereka, kemudian Sa'ad bin Mu'adz menyuruh menggali sebuah lubang besar untuk mengubur mereka yang berjumlah 600 orang.

Perang Khaibar

Perang Khaibar terjadi pada 7 Hijriah. Khaibar adalah nama sebuah kota yang penduduknya orang-orang Yahudi dari golongan yang pernah bersekutu dengan kaum musyrikin Quraisy dalam perang Khandaq Maka Nabi Saw. menyerang mereka dengan 1.600 orang prajurit dan mengepung mereka selama 6 hari, hingga berhasil mengalahkannya pada hari ke tujuh.

Dalam perang ini Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang telah menunjukkan keberanian yang luar biasa, sebagaimana dalam perang-perang sebelumnya. 

Perang Mu'tah

Perang Mu'tah berlansung pada tahun 8 Hijriah. Sebenarnya itu bukanlah ghazwat, tetapi sariyyah (perang yang tidak diikuti Rasulullah Saw.), namun kami memasukkan dalam golongan ghazwat karena di dalamnya Rasulullah Saw, memberikan wasiat wasiatnya kepada kaum muslimin. Nabi Saw. menyiapkan 3.000 prajurit di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah untuk memerangi tentara Romawi di dekat Palestina, karena mereka membunuh utusan Nabi Saw.

Beliau memberikan wasiat-wasiatnya yang patut menjadi teladan bagi pasukan yang berperang. Wasiat-wasiat tersebut antara lain: "Janganlah kamu mengganggu pendeta-pendeta yang sedang beribadah di biara-biara, dan janganlah kalian membunuh kaum wanita dan anak-anak serta orang tua, dan jangan pula kalian memotong pohon-pohonan."

Ketika pasukan muslimin tiba di Mu'tah mereka mendapati kira kira 200.000 prajurit Romawi.

Kemudiin terjadilah peperangan hebat antara kedua belah pihak, hingga gugurlah panglima kaum muslimin Zaid bin Haritsah, lalu pimpinan dipegang oleh Ja'far bin Abi Thalib yang terus bertempur hingga putus tangannya yang kanan, maka di peganglah benderanya dengan tangan kirinya hingga putus juga lalu dipegangnya dengan kakinya sampai ia terbunuh.

Akhirnya pimpinan dipegang oleh Khalid bin Walid dan kemenangan berada di pihak kaum muslimin.

Perdamaian Hudaibiyah

Pada tahun 5 Hijriah Nabi Saw. keluar menuju Makkah untuk melakukan umroh dengan 1500 orang tanpa membawa senjata, kecuali pedang dalam sarungnya.

Ketika mereka di Hudaibiyah sebuah sumur yang letaknya satu marhalah dari Makkah, keluarlah kaum Quraisy untuk menghalangi mereka masuk, akan tetapi tidak terjadi pertempuran. sebaliknya diadakan perdamaian antara kedua belah pihak.  

Setalah tinggal beberapa hari di situ kaum muslimin pulang ke Madinah

Pengiriman Surat-surat Kepada Raja-raja

Sesudah perjanjian Nabi Saw. membuat sebuah cincin perak yang bertuliskan Muhammad rasul Allah' kemudian beliau mengirim surat kepada raja-raja, menyeru mereka untuk memeluk agama Islam Surat itu dibawa oleh utusan-utusannya yang pandai.

Beliau memilih Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi sebagai utusan kepada Kaisar Rum, mengutus Syuja' bin Walid kepada Al-Mundzir bin Harits bin Abi Syam Al-Ghassani penguasa Damsyik, mengutus Hathib bin Hudzaifah As-Sahmi kepada Raja Kisra Persia, mengu tus Umar bin Umayyah Ad-Dhimyari kepada Najasyi Raja Habasyah. mengutus Al-Ala' bin Hadrami kepada Al-Mundzir bin Sawi Raja Bahrain. Jafar dan Abdun anak Al-Jalandi kepada Raja Omman dan Hauzah bin Ali Raja Yamamah. Mereka yang masuk Islam ini adalah Raja Bahrain dan kedua Raja Omman.

Jawaban Raja-raja

Raja Persia merobek-robek surat dan menghina utusan, sedang Kaisar Rum menyambut utusan dengan sambutan baik

Adapun Muqauqis Raja Mesir, ia mengirimkan hadiah kepada Nabi Saw. dan seorang sahaya perempuan yang bernama Mariyah ibu dari putra Ibrahim.

Adapun Al-Mundzir Al-Ghassani penguasa Damsyik, ia malah membunuh utusan.

Penaklukkan Makkah

Quraisy melanggar perjanjian pada tahun 8 Hijriah, yaitu dengan membantu Bani Bakr dalam menghadapi Bani Khuza'ah yang merupakan sekutu kaum muslimin.

Maka Nabi Saw. mengerahkan 10.000 prajurit dan berangkat menuju Makkah

Beliau mengirim Khalid bin Walid dengan sebagian pasukan untuk memasuki Makkah dari atas bukit-bukit, dan menyuruhnya agar tidak memeranginya, kecuali siapa yang memeranginya.  

Ternyata ada sekelompok suku yang memerangi mereka, sehingga berlangsung petempuran dan menanglah pasukan muslimin dengan membunuh 38 orang musuh

Adapun Nabi Saw. beliau memasuki Makkah dari bawah dan menyuruh seseorang untuk menyerukan, bahwa penduduknya akan dilindungi, kecuali beberapa orang yang banyak melakukan kejahatan, dan mereka itu berjumlah 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan, sehingga bersembunyilah mereka.

Kemudian sebagian besar dari orang-orang itu datang ke Madinah dan masuk Islam. Penaklukan Makkah itu terjadi pada 20 Ramadhan tahun 8 Hijriah

Penghancuran Berhala

Nabi Saw. tidak membiarkan berhala di Ka'bah, beliau menyuruh menurunkan dan menghancurkannya. Jumlah berhala di situ ada sekitar 360. Kemudian beliau mengirim pasukan untuk menghancurkan berhala-berhala dan suku-suku.

Maka pergilah Khalid bin Walid menghancurkan Al-Uzza, berhala terbesar dari kaum Quraisy di Nakhlah. Amru bin Aash menghancurkan Suwa' sebuah berhala besar dari suku Hudzail yang terletak 3 mil dari Makkah. Sedang Sa'ad Zaid menghancurkan Manata, sebuah berhala dari suku Kalb dan Khuza'ah di gunung Musyallal.

Hari Pengampunan

Patut diceritakan mengenai penaklukan Makkah, bahwa Abu Sufyan seorang pemimpin Quraisy keluar untuk memata-matai keadaan pasukan muslimin, sehingga ia tertawan oleh kaum muslimin, sedangkan ia adalah seorang yang paling keras permusuhannya terhadap kaum muslimin.

Ternyata Nabi Saw. Memaafkannya

Kemudian tatkala Nabi Saw. hendak memasuki kota Makkah, beliau berkata kepada Abbas: "Tahanlah Abu Sufyan di hadapan pasukan muslimin yang sedang lewat, supaya ia menyaksikan kekuatan kaum muslimin." Kemudian lewatlah pasukan muslimin dengan membawa bendera-bendera, Abu Sufyan menyaksikannya hingga lewat rombongan Anshor yang benderanya dibawa oleh pemimpin mereka Sa'ad bin Ubadah.

Berkata Sa'ad kepada Abu Sufyan: "Hari ini adalah hari perang. hari ini Ka'bah menjadi halal." Maka Sufyan menjawab: "Alangkah baiknya hari kehormatan

Tatkala Rasulullah Saw. lewat Abu Sufyan berkata kepadanya: "Apakah engkaui menyuruh membunuh kaummu

Rasulullah Saw menjawab: "Tidak." 

Abu Sufyan menceritakan omongan Sa'ad kepada beliau. Maka Nabi Saw. bersabda: "Hari ini adalah hari kasih sayang, hari ini Ka'bah diberi pakaian, hari ini Allah memuliakan Quraisy."

Beliau mengambil bendera dari Sa'ad dan menyerahkannya kepada anaknya Qais bin Sa'ad serta menyuruh pasukannya agar tidak menyerang, kecuali untuk membela diri.

Pada waktu itu ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Saw. dengan gemetar lantaran takut.

Maka Nabi Saw. berkata kepadanya: "Jangan takut aku bukan raja, aku hanya seorang putra dari perempuan Quraisy yang memakan dendeng."

Orang-orang penting yang masuk Islam pada waktu itu adalah Abu Sufyan bin Harb dan anaknya Muawiyah, juga Abu Quhafah ayah Abu Bakar dan Abu Sufyan bin Harits.

Perang Hunain

Perang Hunain terjadi pada tahun 8 Hijriah. Pada permulaan perang kaum muslimin menderita kekalahan, namun akhirnya mereka berhasil mengalahkan musuhnya.

Sebab-sebabnya ialah suku Tsaqif dan Hawazin mengajak bangsa Arab yang lain untuk memerangi Nabi Saw., sehingga pergilah Nabi Saw. bersama 12.000 orang pasukan untuk menghadapi mereka Kaum muslimin tidak waspada terhadap tipu daya musuh dan terperdaya dengan banyaknya jumlah mereka.

Tatkala kedua pasukan bertemu kaum muslimin terperngkap di celah yang sempit dari lembah Hunain, sehingga mereka diserang dengan panah yang tidak terhitung banyaknya dan terkejut serta tercerai berai

Hanya tinggal sahabat-sahabat besar yang berada di sekitar Nabi Saw., maka berteriaklah Abbas, supaya orang-orang yang tercerai berai itu kembali dan tetap bertahan Akhirnya mereka kembali dan berhasil mengalahkan musuh, sehingga berhasil membunuh 70 orang dari mereka dan banyak pula yang tertawan, sedang di pihak muslimin gugur 4 orang syuhada

Ekspedisi Tabuk

Ekspedisi Tabuk terjadi pada tahun 9 Hijriah Dalam ekpedisi itu tidak terjadi perang, akan tetapi kami sebutkan di sini karena peristiwa itu menunjukkan kegotongroyongan dan pembelanjaan harta di saat masyarakat dalam keadaan sulit, tanah dalam keadaan tandus dan air dalam keadaan surut.

Ketika Nabi Saw, mendengar pasukan Romawi, yang terdiri dari ribuan orang-orang yang bersiap-siap untuk menyerang kaum muslimin di negeri mereka. Untuk keperluan itu Nabi Saw. minta bantuan kepada sahabat sahabatnya, agar membantu pasukan-pasukan Islam dengan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan oleh pasukan itu Maka Usman membantu dengan uang 10.000 dinar dan 300 unta serta 50 ekor kuda. Sedang Abu Bakar menyumbang dengan seluruh hartanya yaitu 4.000 dirham, dan Umar bin Khattab menyumbang separuh hartanya, serta banyak lagi sahabat-sahabat yang mengikuti jejak mereka.

Adapun orang-orang perempuan, mereka itu menyumbangkan perhiasan-perhiasan mereka.

Kemudian bertolaklah Rasulullah Saw. dengan pasukannya yang terdiri 30.000 orang. Tatkala mereka tiba di Tabuk, mereka tidak melihat pasukan musuh, akan tetapi penduduk setempat datang mengajak damai dengan membayar jizyah (pajak) dan mengadakan perjanjian perdamaian dengan mereka. 

Haji Wada

Haji Wada' terjadi pada tahun 10 Hijriah. Pada waktu itu ikut serta bersama Nabi Saw. kira-kira 114.000 orang haji, belum terhitung sejumlah besar suku-suku Arab yang menunjukkan betapa luas tersiarnya Islam dalam beberapa tahun yang sedikit itu.

Pada haji Wada' Nabi Saw. berkhutbah di hadapan kaum muslimin yang sangat besar jumlahnya.

Isi khutbah antara lain:

1. Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram atas kamu (untuk diganggu). 

2. Takutlah kepada Allah dalam hal memperlakukan perempuan, karena sesungguhnya kamu mengambil mereka (istri-istrimu) dengan amanat Allah.

3. Segala sesuatu yang termasuk perkara Jahiliyah diletakkan di bawah kakiku (tidak berlaku lagi). 

4. Dua perkara kutinggalkan pada kamu, yang jika kamu pegangi niscaya kamu tidak akan tersesat sesudah kepergianku yaitu Kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnahku.

5. Jangan kamu kembali menjadi kafir dengan saling membunuh di antara kamu satu sama lain.

6. Pada haji Wada' inilah turun wahyu yang menunjukkan penyempurnaan agama ini yaitu: "Hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan kenikmatan-Ku atas kamu dan Aku rela Islam sebagai agamamu."

Tatkala Nabi Saw. kembali dari haji Wada' di Madinah, beliau menyiapkan suatu pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid ke Balqa' dekat Mu'tah, tempat di mana terbunuhnya bapak Usamah (Zaid bin Haritsh), untuk menghukum Bani Ghassan yang berani membunuh utusan.

Usia Usamah pada waktu itu 17 tahun, dan bawahannya antara lain pemuka-pemuka Muhajirin dan Anshor seperti Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Sa'ad. Hal itu terjadi pada tahun 11 H.

Dalam kepemimpinan Usamah yang membawahi sahabat sahabat terkemuka di usianya yang sangat muda, terdapat bukti bahwa tugas seseorang adalah didasarkan kecakapannya, bukan umurnya.

Sakitnya Nabi Saw,

Sakitnya Nabi Saw. dimulai dengan rasa pusing sesudah menyiapkan pasukan Usamah. Tatkala penyakitnya bertambah keras beliau minta izin dari istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah dan semuanya setuju.

Ketika beliau masuk ke rumah Aisyah, dimintanya air dingin untuk meringankan panas tubuhnya.

Karena sakit, maka beliau menyuruh Abu Bakar menjadi imam bagi para sahabatnya. Kemudian tatkala Abu Bakar dan Abbas lewat di suatu majlis orang-orang Anshor dan melihat mereka sedang menangis, maka Abu Bakar bertanya: "Mengapa kalian menangis."

Mereka menjawab: "Kami teringat majlis Rasulullah Saw. di antara kita." Maka Abbas masuk menemui Nabi Saw. dan memberitahukan beliau tentang hal itu. Kemudian keluarlah Nabi Saw. dengan kepala dibebat kain sambil berpegangan pada Ali dan Al-Fadhl, sedangkan Abbas berjalan di depan mereka, sampai beliau duduk di anak tangga pertama dari mimbar

dan tidak naik ke atasnya. Pada kesempatan itu beliau mengucapkan khutbah terakhir yang isinya: "Aku mendengar bahwa kalian takut akan kematian nabimu, maka coba perhatikan apakah ada nabi yang hidup kekal sebelum aku di antara kaumnya?

Ketahuilah, bahwa aku harus pergi kepada Tuhanku dan kalian akan menyusulku, maka aku berwasiat kepada kalian (Anshor) agar memperlakukan kaum Muhajirin dengan baik. Setelah peristiwa itu beliau keluar sekali lagi untuk salat sambil duduk di belakang Abu Bakar, dan itulah untuk terakhir kalinya seliau keluar.

Akhirnya pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H., wafatlah Rasulullah Saw. dalam usia 63 tahun.  

Terkejutnya Para Sahabat

Ketika tersiar berita wafatnya Nabi Saw terkejutlah para sahabat, bahkan Umar ra sempat mengingkari kematian Nabi Saw. Di antara mereka yang paling kokoh adalah Abu Bakar dan Abbas ra

Abu Bakar berkata: "Barangsiapa menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup selamanya, dan tidak bisa mati."

Beliau membacakan ayat: "Muhammad adalah seorang rasul dan telah mendahului sebelumnya rasul-rasul, maka jika ia mati atau terbunuh, apakah kamu akan meninggalkan agama ini? Barangsiapa meninggalkan agama ini, ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur." Beliau membacakan ayat ini juga: "Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka juga akan mati."

Setelah itu tenanglah para sahabat, sehingga Umar berkata: "Seakan-akan aku belum pernah membaca ayat ini."

Istri-Istri Nabi Saw.

Sesungguhnya selain Khadijah binti Khuwailid, Nabi Saw. mempunyai istri-istri lain yang dikawini sesudah wafatnya Khadijah.

Mereka itu ialah Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar bin Khattab, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah, Zainab binti Jahsyin, Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhiror, Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab, Maimunah binti Al-Haritz Al-Hilaliyah.

Penulis-penulis Wahyu

Di antara penulis-penulis wahyu Rasulullah Saw. adalah Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab, Usman bin Affan, Khalid bin Said, Abban bin Said dan Al-Ala'bin Hadharami dan lain-lain. 

Kewajiban Salat

Ditetapkan pada tahun 11 dari kenabian, yaitu bertepatan dengan peristiwa Isra Miraj.

Peristiwa Isra' ialah perjalanan di waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqha sedang Mi'raj ialah naiknya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha, di mana beliau menerima perin tah salat lima waktu. Semua peristiwa itu terjadi dalam semalam.

Jihad

Diwajibkan pada tahun pertama Hijrah. Pada tahun itu Nabi Saw. membangun masjid Nabawi di Madinah, dan pada tahun itu pula ditetapkan azan dalam Islam.

Kewajiban Puasa dan Zakat

Dalam tahun kedua Hijrah Kiblat berubah dari Baitul Maqdis ke Ka'bah, sesudah kaum muslimin bersembahyang menghadap Baitul Maqdis 16 bulan lamanya.

Dalam tahun itu ditetapkan kewajiban puasa Ramadan, sedang sebelumnya puasa dilakukan tiga hari setiap bulan. Dalam tahun itu diwajibkan zakat atas orang-orang kaya, yang apabila dilaksanakan dengan benar oleh kaum muslimin, problem kemiskinan di kalangan umat Islam dapat diatasi.

Dalam tahun itu diwajibkan zakat fitrah dan disunnahkan salat hari Raya

Dalam tahun itu berlangsung perkawinan antara Ali ra dengan Fatimah ra. putri Nabi Saw. yang melahirkan Hasan dan Husein penerus keturunan Nabi Saw. dan dua orang saleh yang telah disebutkan Nabi Saw. sebagai pemimpin para pemuda penghuni surga.

Pengharaman Khamer

Dalam tahun ketiga Hijriah diharamkan khamer dalam Islam.

Belajar Bahasa Ibrani

Dalam tahun 4 Hijriah Rasulullah Saw. menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Ibrani supaya ia bisa menulis dan membaca bahasa orang Yahudi.

Kewajiban Haji

Dalam tahun kelima diwajibkan haji yang merupakan pertemuan besar antara kaum muslimin dari seluruh dunia. Dalam tahun itu dibatalkan kebiasaan menyamakan anak angkat dengan anak kandung yang bisa menerima waris dan mewariskan.



Posting Komentar untuk "KISAH NABI MUHAMMAD SAW RINGKAS DAN LENGKAP"