Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perintah Puasa dan Wajibnya Puasa Ramadhan

Perintah Puasa dan  Wajibnya Puasa Ramadhan

Perintah wajib Puasa

Perintah wajib Puasa pada bulan ramadhan telah digambarkan dengan sangat jelas melalui firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183.

Perintah berpuasa ternyata bukan hanya diwajibkan kepada orang-orang Islam yang beriman, tetapi telah diwajibkan pula terhadap orang-orang sebelum ummat Muhammad.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

yaaa ayyuhallaziina aamanuu kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alallaziina ming qoblikum la'allakum tattaquun


"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Puasa dalam Tradisi agama 

sejak jaman dahulu mulai dari Mesir kuno, Yunani dan begitu pula bangsa Romawi, ternyata mereka telah mengenal puasa. Penganut Hindu, Budha dan pemeluk agama Kristen hingga kini masih mempunyai tata cara berpuasa menurut versi agama mereka masing masing.

Kalau dilihat dalam Kitab Taurat maupun Injil, maka akan didapat suatu keterangan, bahwa puasa itu termasuk ibadah yang sangat terpuji Dalam Al-Kitab, Matius 6 ayat 16-18 disebutkan, "Dan apabila kamu berpuasa. janganlah murka wajahmu seperti orang munafik. Mereka mengubah air wajahnya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya mereka telah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah wajahmu, agar jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Perlu diketahui. yang dijadikan bulan-bulan puasa oleh pengikut agama Nasrani dan Yahudi adalah hari-hari sebelum Hari Raya Paskah, yaitu hari hari berpuasa Musa, Isa serta orang-orang Hawariyun. Namun sayangnya. para pendeta kemudian mengadakan beberapa puasa lain yang berbeda beda antara sekte satu dengan lainnya. 

Menurut Rasulullah saw.. hari Asyura dijadikan sebagai hari raya oleh orang-orang Yahudi. Karena itu, tidak berlebihan apabila hari Asyura dimuliakan oleh mereka.

 وعَنْ أَبِي مُوسَى رضي الله عنه ، قَالَ: كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَعُدُّهُ الْيَهُودُ عِيدًا. قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : فَصُومُوهُ أَنْتُمْ

Dari Abu Musa r.a., ujarnya: 

"Hari Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikannya hari raya. Maka bersabda Rasulullah SAW. "Ber puasalah kamu di hari Asyura itu!" (HR. Muslim).

Dari Abu Musa r.a., juga: 

كانَ أَهْلُ خَيْبَرَ يَصُومُونَ يَومَ عَاشُورَاءَ، يَتَّخِذُونَهُ عِيدًا وَيُلْبِسُونَ نِسَاءَهُمْ فيه حُلِيَّهُمْ وَشَارَتَهُمْ، فَقالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: فَصُومُوهُ أَنْتُمْ

"Penduduk Khaibar berpuasa pada hari Asyura dan menjadikannya sebagai hari raya, wanita-wanita mereka memakai perhiasan dan pakaian-pakaian yang indah pada hari itu. Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Berpuasalah kamu (pada hari itu)." (HR. Muslim)

Dalam Kitab Taurat diterangkan, orang-orang Yahudi diwajibkan ber puasa selama sehari pada hari yang ke 10 dari bulan 7. Lamanya berpuasa adalah siang dan malam. Mungkin itulah yang disebut Asyura oleh mereka. Menurut Aisyah, orang-orang Quraiys berpuasa pada hari Asyura.

"Puasa telah diwajibkan kepada setiap umat manusia." begitu kata Mujahid. Sedang Rasyid Ridha berpendapat, bahwa orang-orang Arab sebelum masuk agama Islam telah pernah mengerjakan puasa. Begitu pula. Nabi Musa as berpuasa selama 40 hari.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, ternyata puasa bukan hanya kewajiban kaum muslimin wal muslimat, mukminat. Puasa sudah merata. Orang-orang diluar Islam pun berpuasa.

Wajibnya Puasa Ramadhan

Berbicara masalah perintah puasa, dapat kita perhatikan Hadits Thalhah Ibn Ubaidaillah ra., katanya: 

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ عَمِّهِ أَبِي سُهَيْلِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرُ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلَا نَفْقَهُ مَا يَقُولُ حَتَّى دَنَا فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ قَالَ وَذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ وَاللَّهِ لَا أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ الرَّجُلُ إِنْ صَدَقَ 


Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari pamannya Abu Suhail bin Malik(1) dari Bapaknya(2) bahwa dia mendengar Thalhah bin Ubaidullah(3) berkata; "Seorang laki-laki dari penduduk Najd menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan rambut terkoyak dan suara terputus-putus. Kami tidak bisa mendengar dan faham apa yang dia katakan sehingga dia mendekat. Dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Lima shalat dalam sehari semalam." Orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" Beliau menjawab: "Tidak. Kecuali jika engaku mau mengamalkan yang sunah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu meneruskan bersabdanya: "Dan puasa pada bulan Ramadlan." Orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" beliau menjawab: "Tidak, kecuali jika engkau mau mengamalkan yang sunah." Perawi berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menyebutkan tentang zakat, orang itu bertanya lagi, "Apakah selain itu masih ada lagi?" beliau menjawab: "Tidak, kecuali jika engkau mau mengamalkan yang sunah." Perawi berkata, "Laki-laki itu lalu mundur ke belakang dan berkata; "Demi Allah, saya tidak akan menambah atau mengurangi dari ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh telah beruntung laki-laki itu jika dia jujur."


والله أعلمُ بالـصـواب

Posting Komentar untuk "Perintah Puasa dan Wajibnya Puasa Ramadhan"