Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Perkara Tugas Kenabian

Tiga Perkara Tugas Kenabian



Tugas-tugas kenabian dapat disimpulkan dalam tiga perkara 

Pertama, seruan untuk beriman kepada Allah dan ke-Esaan-Nya. 

Kedua, iman kepada hari akhir dan balasan terhadap amal-amal pada hari itu.

Ketiga, penjelasan hukum-hukum yang di dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. 

Di bawah ini adalah penjelasan dari perkara-perkara tugas tugas kenabian.

Iman kepada Allah

Iman kepada Allah adalah fitrah dalam jiwa manusia. Maka setiap manusia mendapatkan dirinya dikuasai oleh suatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akan tetapi banyak manusia yang berbeda dalam penentuan kekuatan itu. Di antaranya ada yang menafsirkan sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsir kan sebagai berhala-berhala yang mereka buat dan yang lain menafsirkannya selain itu.

Maka datanglah nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini dan membimbing akal ke arah iktikad akan adanya Allah dan ke Esaan-Nya.

Dakwah pertama dari para nabi dan tujuan mereka yang terbesar di setiap zaman dalam setiap lingkungan adalah pembetulan akidah mengenai Allah Ta'ala dan pembetulan hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Juga mengajak kepada pengikhlasan agama bagi Allah semata, bahwa Dialah yang mendatangkan manfaat dan bahaya. Kepada-Nya manusia berdoa dan berlindung serta beribadah.

Missi para nabi dipusatkan dan diarahkan kepada pemberantasan berhala di masa-masa mereka, yang tercermin dalam bentuk penyembahan patung-patung. berhala-berhala dan orang-orang suci, baik orang yang masih hidup maupun sudah mati.

Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran kebenaran ini, maka tidak akan dapat menjangkaunya, khususnya dalam perkara-perkara gaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia dan pengetahuan tanpa wahyu yang disampaikan Allah kepada nabi-nabi.

Filsafat-filsafat Yunani dan lainnya telah berusaha mempelajari ke-Tuhan-an, maka mereka pun mengemukakan pendapat-pendapat yang saling bertentangan sebagaimana para ulama di zaman ini berbeda pendapat dalam menafsirkan ke-Tuhan-an. Sementara para nabi datang membawa kepastian dalam penafsiran dan penentuan kekuatan llahi dengan pendapat yang menentramkan akal.

Iman kepada Hari Akhir

la juga termasuk tugas-tugas kenabian, karena ia termasuk perka ra-perkara gaib yang kebenarannya tidak bisa dijangkau oleh akal tanpa petunjuk para nabi.

Setiap manusia mempunyai perasaan mengenai hal itu, bahwa kehidupan ini tidak berakhir dengan berakhirnya umur, bahkan di sana ada kehidupan lain di mana dia akan hidup di atas suatu bentuk tertentu

Perasaan yang umum dan menyertai kebanyakan manusia ini tidak mungkin dianggap sebagai salah satu kesesatan akal dan salah satu khayalannya sebagaimana anggapan kaum materialis. Kemudian, sesungguhnya kekosongan akal dari iktikad adanya kehidupan lain menyebabkan bencana atas jenis manusia dari segi kejiwaan dan sosial.

Setiap manusia cenderung terkena musibah berupa penyakit penyakit, penindasan dan penganiayaan serta kerugian besar. Setelah itu akan ada kehidupan yang lebih baik dari pada kehidupan ini, di mana manusia akan diberikan balasan dengan adil. Mereka yang saleh akan mendapatkan hiburan dan ketenangan di dalam jiwa-jiwa yang sedih.

Sebagaimana adanya kehidupan lain di mana manusia dihisab atas apa yang diperbuat oleh kedua tangannya, maka akan dapat menimbulkan hati nurani manusia yang hidup mendorong kepada kebaikan dan mencegah kejahatan. Oleh karenanya, manusia tidak mampu memahami sifat balasan menurut bentuknya yang tepat tanpa khayalan apabila tidak ada petunjuk yang dibawa para nabi.

Penjelasan Hukum-Hukum

Di antara tugas-tugas kenabian adalah membimbing manusia kepada perbuatan-perbuatan utama yang di dalamnya terdapat kebahagian di dunia dan akhirat dengan perantaraan hukum-hukum yang mereka terima dari Allah.

Manusia tidak bisa sampai dengan akal-akal mereka kepada semua perbuatan utama, karena faktor-faktor pembawaan mereka dan maslahat-maslahat serta syahwat-syahwat mereka berbeda.

Kejahatan itu adakalanya dalam pandangan sebagian orang merupakan kebaikan apabila dalam kejahatan itu mereka mendapat hasil dan keuntungan, dan adakalanya mereka meninggalkan kebaikan apabila tidak memuaskan maslahat-maslahat dan hawa nafsu mereka yang khusus.

Bukti terbesar mengenai hal itu adalah keadaan yang meliputi dunia kita sekarang ini, berupa penganiayaan dan permusuhan serta pelanggaran hak-hak orang yang lemah, dunia yang mengaku bahwa ia telah sampai ke derajat yang tinggi berupa kemajuan dan perada pan.

Oleh karena ini, maka risalah nabi-nabi merupakan penjelasan dari amal-amal saleh yang menyebabkan manusia patut mendapat keridhaan Allah dan perbaikan bagi masyarakat.

Tidak diragukan lagi bahwa penentuan amal-amal baik dan buruk dan penjelasan manfaat dan bahayanya serta pahala dan hukumannya, bisa menimbulkan manusia senang untuk berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan. Dan ia adalah sebuah unsur yang ampuh pengaruhnya dalam jiwa manusia.

Sesungguhnya pengutusan rasul-rasul kepada manusia untuk memutuskan dalih dari orang-orang yang berbuat aniaya, bahwa Allah tidak menjelaskan kepada mereka jalan kebenaran yang patut mereka tempuh

Kebenaran ini diungkapkan oleh Al-Qur'an:  

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ ۢبَعْدَ الرُّسُلِ  ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

rusulam mubasysyiriina wa mungziriina li-allaa yakuuna lin-naasi 'alallohi hujjatum ba'dar-rusul, wa kaanallohu 'aziizan hakiimaa


"Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 165) 


Demikianlah sunnah Allah telah berlaku pada makhluk-Nya, bahwa Allah tidak menghukum seseorang, kecuali sesudah mengutus seorang rasul.


Posting Komentar untuk "Tiga Perkara Tugas Kenabian"