Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kapankah Puasa 6 hari di Bulan Syawal Dilaksanakan

Kapankah Puasa 6 hari di Bulan Syawal Dilaksanakan


Setelah Satu bulan penuh seluruh umat islam sedunia mengerjakan puasa bulan Ramadhan dan merayakan hari raya idul Fitri.  maka puasa enam hari di bulan Syawal  itu dianjurkan, hukumnya sunnah.

sabda Rasulullah Saw:

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر .... رواه مسلم

“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian diiringi enam hari di bulan Syawwal, maka seakan-akan ia melaksanakan puasa satu tahun”. (HR. Muslim).

Kapankah puasa 6 hari di bulan Syawal dilaksanakan

apakah puasa 6 hari tersebut dilaksanakan pada awal bulan Syawal? apakah dilakukan dipertengahan atau pun di akhir bulan Syawwal? Apakah dilaksanakan secara berturut-turut, atau terpisah-pisah?

paling utama dilaksanakan pada awal bulan Syawwal dan dilaksanakan secara berturut-turut Yaitu mulai dari hari ke 2 sampai 7 bulan syawal, kalau dilihat penanggalan tahun 2022, maka puasa syawal tanggal 3 april 2022 sampai 3 april 2022,  Adapun hari pertama syawal adalah idul fitri diharamkan berpuasa. Keutamaan puasa tetap ada selama dilaksanakan pada bulan Syawal. Keutamaan puasa Syawal akan hilang dengan berakhirnya bulan Syawal.

bagi yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh. 

puasa 6 hari di bulan Syawwal memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani:

من صام رمضان وأتبعه ستا من شوال خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه.

“Siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian mengiringinya dengan enam hari di bulan Syawwal. Maka ia keluar dari dosanya seperti pada hari ia dilahirkan ibunya”.

Berikut ini lafal niat puasa Syawal.

   نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya,

 “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.” 

Bagi orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunnah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunnah saat itu juga. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. 

Puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari. Berikut ini lafalnya 

   نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

 Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

 Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.” 

Banyak kaum muslim yang ingin melaksanakan puasa syawal, apakah mereka yang memiliki kewajiban qadha’ ramadhan atau pun tidak. Puasa Syawal ini dianjurkan, sebagaimana yang ditetapkan para ulama. Kami berharap agar para muslim tidak meyakini bahwa puasa Syawwal ini wajib. Puasa Syawwal ini sunnat, tidak ada hukuman jika ditinggalkan.

orang yang masih memiliki hutang puasa Ramadhan (puasa Qadha’), ia dapat melaksanakan puasa sunnat enam hari di bulan Syawal ini dengan niat puasa Qadha’, maka berarti ia telah melaksanakan puasa Qadha’ dan hanya mendapatkan pahala puasa enam hari di bulan Syawwal, jika ia memang meniatkan puasa qadha dilakukan di bulan syawal, karena semua amal itu berdasarkan niatnya. Akan tetapi jika ia berniat secara tersendiri; puasa Qadha’ secara tersendiri, dan puasa enam hari di bulan Syawwal secara tersendiri, maka itu lebih afdhal.

Disebutkan dalam kitab Hasyiyah asy-Syarqawi ‘ala at-Tahrir karya Syekh Zakariya al-Anshari, juz : 7, halaman : 427, teksnya :

ولو صام فيه -أى فى شوال - قضاء عن رمضان أو غيره أو نذرا أو نفلا آخر حصل له ثواب تطوعها ، إذ المدار على وجود الصوم فى ستة أيام من شوال وإن لم يعلم بها أو صامها عن أحد مما مر-أى النذر أو النفل الآخر، لكن لا يحصل له الثواب الكامل المترتب على المطلوب إلا بنية صومها عن خصوص الست من شوال ، ولا سيما من فاته رمضان أو صام عنه شوال ، لأنه لم يصدق عليه أنه صام رمضان وأتبعه ستا من شوال .

Jika seseorang melaksanakan puasa Qadha’ Ramadhan, atau puasa lain, atau puasa nazar, atau puasa sunnat yang lainnya, ia laksanakan pada bulan Syawal, maka ia mendapatkan balasan pahala puasa sunnat enam hari di bulan Syawwal. Karena tujuannya adalah adalah adanya puasa enam hari di bulan Syawwal, meskipun ia tidak mengetahuinya atau ia melaksanakannya untuk sesuatu pada masa yang telah lalu –artinya, puasa nazar atau puasa sunnat lain-. Akan tetapi ia tidak mendapatkan balasan pahala yang sempurna seperti jika ia melaksanakannya dengan niat khusus melaksanakan puasa sunnat enam hari di bulan Syawwal. Terlebih lagi bagi orang yang tertinggal melaksanakan puasa Ramadhan atau ia melaksanakan puasa Qadha’ Ramadhan di bulan Syawwal, karena tidak dapat dikatakan bahwa ia telah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, kemudian mengiringinya dengan enam hari di bulan Syawal.

ويشبه هذا ما قيل فى تحية المسجد، وهى صلاة ركعتين لمن دخله ، قالوا : إنها تحصل بصلاة الفريضة أو بصلاة أى نفل وإن لم تُنو مع ذلك ، لأن المقصود وجود صلاة قبل الجلوس ، وقد وجدت بما ذكر، ويسقط بذلك طلب التحية ويحصل ثوابها الخاص وإن لم ينوها على المعتمد كما قال صاحب البهجة .

وفضلها بالفرض والنفل حصل ، والمهم ألا ينفى نيتها، فيحصل المقصود إن نواها وإن لم ينوها .

Ini sama seperti pendapat tentang orang yang shalat Tahyatulmasjid, yaitu shalat dua rakaat yang dilaksanakan bagi orang yang memasuki masjid. Para ulama berpendapat: pahala melaksanakan shalat Tahyatulmasjid diperoleh orang yang melaksanakan shalat wajib atau shalat sunnat (lain), meskipun ia tidak berniat shalat Tahyatulmasjid. Karena tujuan dari shalat Tahyatulmasjid adalah adanya shalat sebelum duduk (di masjid), dan itu telah terwujud. Dengan demikian maka gugurlah tuntutan melaksanakan shalat Tahyatulmasjid dan pahalanya diperoleh secara khusus, meskipun orang yang melaksanakannya tidak meniatkannya. Demikian menurut pendapat yang kuat, sebagaimana yang disebutkan pengarang kitab al-Bahjah.

Keutamaannya tetap diperoleh apakah dengan melaksanakan ibadah wajib atau pun sunnat. Yang penting tidak menafikan niatnya, maka tujuannya tercapai, apakah ia meniatkannya atau pun tidak meniatkannya.

وبناء على ما تقدم يجوز لمن يجد تعبا فى قضاء ما فاته من رمضان وحرص على جعل هذا القضاء فى شوال ، ويريد أن يحصل على ثواب الأيام الستة أيضا أن ينوى القضاء وصيام الستة، أو القضاء فقط دون نية الستة، وهنا تندرج السنة مع الفرض ، وهذا تيسير وتخفيف لا يجوز التقيد فيه بمذهب معين ولا الحكم ببطلان المذاهب الأخرى .

Berdasarkan pembahasan diatas, maka bagi orang yang merasa sulit melaksanakan puasa Qadha’ Ramadhan dan sangat ingin melaksanakan puasa Qadha’ tersebut pada bulan Syawwal dan ia juga sangat ingin mendapatkan pahala puasa sunnat enam hari di bulan Syawwal, maka ia bisa meniatkan puasa Qadha’ Ramadhan dan puasa enam hari di bulan Syawwal sekaligus. Atau puasa Qadha’ saja tanpa niat puasa enam hari di bulan Syawwal. Disini tergabung puasa sunnat dengan puasa wajib. Ini merupakan kemudahan dan keringanan. Dalam masalah ini tidak boleh terikat dengan mazhab tertentu dan tidak pula boleh menghukum mazhab lain sebagai mazhab yang batil.

Wallahu a’lam


Posting Komentar untuk "Kapankah Puasa 6 hari di Bulan Syawal Dilaksanakan"