Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada Allah Ta’ala dalam Kitab Aqidatul Awam

 

Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala Kitab Aqidatul Awam

Mengenai Sifat-sifat Allah Ta’ala

(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala)


Pengarang nadhom berkata :
(وبعد فاعلم بوجودالمعرفة * من واجب الله عشر ين صفة)
فا لله مو جود قد يم باقي * مخا لف للخلق با لاٍ طلا ق)
وقا ئم غنى وواحد وحي * قادر مريدعالمبكل شيء
سميع البصير والمتكلم * له صفا ت سبعة تنتظم

“ Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Allah itu mempunyai 20 sifat wajib”. Allah itu ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak”. “berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. “Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Allah mempunyai 7 sifat yang tersusun”. “yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung”.

Kosakata

Kata بعد : maksudnya setelah menyebut Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam

Kata بوجودالمعرفة : berarti secara hakikat mengetahui dengan pasti yang sesuai dengan kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid (mengikuti apa adanya) karena taqlid itu dilarang dalam masalah aqidah jika muqalid (orang yang mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal menganalisa ( menyelidiki).

Kataلاٍ طلا ق maksudnya : tanpa ada ikatan pada suatu hal, pengertiannya bahwa Allah itu berbeda dengan makhlukNya dan segala hal.

Penjelasan :

Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Allah Ta’ala sifat 

(1) wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat wajib itu, dan 

(2) sifat mustahil bagi Allah yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat mustahil itu

(3) dan sifat jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Allah tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam. 

sifat wajib bagi Allah Ta’ala


وَبَعَدْ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَةْ   *   مِنْ وَاجِبِ للهِ عِشْرِيْنَ صِفَة 5.
setelahnya  maka wajib engkau ma'rifah wajib bagi Allah 20 sifat ·


فَااللهُ مَوْجُوْدُ قَدِيْمُ البَاقِى   *   مُخَالِفُ لِلْخَلْقِ بِاالإِطْلاَقِ 6.
Allah wujud Qodim kekal selamanya berbeda dengan seluruh ciptaannya.


وَقَاشِمٌ غَنِى وَوَا حِدٌ وَحَى *    قَادِرْمُرِيْدٌ عَلِمٌ بِكُلِ شَيْ 7.
Berdiri sendiri hidup maha satu Qodir muridu tahu segala sesuatu ·


سَمِيْعُنِ الْبَصِيْرُ وَالْمُبَّكِلَمُ   *   لَهُ صِفَاتٌ سَبْعَةٌ تَنْتَظِمُ 8.
Maha mendengar melihat dan berfirman baginya 7 sifat yang di nadzomkan ·


فَقُدْرَةٌ اِرَدَةٌ سَمْعٌ بَصَرَ  *    حَيَاةُ نِ العِلْمُ كَلاَمُ نِ اسْتَمَرْ 9.
Qudrat Iradat Sama' dan Bashor juga Hayat ilmu kalamnya tiada terhingga ·

Pengarang Nadhom memilih bait-bait ini dengan menyebutkan sifat wajib bagi Allah Ta’ala yaitu sebanyak 20 sifat dengan perincian sebagai berikut 

1. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Allah Ta’ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Allah (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Allah . Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta’ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah , tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”. (QS. Thaha : 14) dan firman Allah Ta’ala, “Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8)

Seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah . Dia menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.

2. Sifat Qidam : adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta’ala maksudnya bahwa Allah Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena Allah Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Allah  yang mendahuluinya. Allah Ta’ala berfirman “Dialah Allah yang Awal, yang Akhir, yang Dhohir dan yang Bathindan dia maha mengetahui ada segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid : 3)

3. Sifat Baqa’ adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah Ta’ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Allah Ta’ala berfirman “Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan”. (QS. Ar Rohman : 26 – 27). Allah Ta’ala berfirman, “Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah . BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos : 4)

4. Sifat Mukholafatuhu lilhawadist adalah tidak ada makhluk yang menyamai Allah SWT. Allah  Ta’ala berfirman, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As Syuro ; 11). Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun yang menyamainya”. (QS. Al Ikhlas : 4)

5. Sifat Qiyamuhu Binafsihi adalah Allah tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Allah Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (maksudnya merendah diri) pada Allah yang kuasa hidup lagi senantiasa mengurus (makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, kamu sekalian membutuhkan Allah , sedangkan Allah Maha kaya (Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS. Faathir : 15). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah sungguh Maha Kaya (Tidak membutuhkan) dari alam semesta” (QS. Al Ankabut : 6)

6. Sifat Al Wahdaniyah adalah tidak berbilang dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan pengertian Esa Dzat Allah itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaanNya. Pengertian Esa sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya Allah . Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk) berbuat seperti perbuatan Allah Ta’ala. Maka Allah adalah pencipta segala sesuatu dan pembuat segala sesuatu. Maka Allah Ta’ala berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Allah Ta’ala berfirman, “Maha suci Allah Dialah yang Maha Esa lagi Maha Pemaksa” (QS. Az Zumar : 4) dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu sekalian adalah tuhan yang maha Esa tidak ada Tuhan kecuali Dia yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqoroh : 163). Dan Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah bahwa Allah itu Esa” (QS. Al Ikhlas :1). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membuat anak dan tidak ada (Tuhan yang lain) menyertaiNya, jika ada Tuhan beserta Nya maka tuhan itu membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain, Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu” (QS. Al Mukminun : 91). Dan Allah ta’ala berfirman...

7. Sifat Qudrah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Allah Ta’ala berfirman, Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Faathir : 44)

8. Sifat Irodah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Allah SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan-ketentuanNya. Maka Allah Ta’ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada tempat ini dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An Nahl ; 40). Allah Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggidari apa yang mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68). Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, kamu berikan kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai atassegala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26). Allah Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)

9. Sifat Ilmu adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala dalam mengetahui segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu maha mengetahui atas segala sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Allah Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12) dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan di sisi Allah kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basahatau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)

10. Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Allah itu tidak hidup, maka sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Allah Ta’ala berfirman, “Dan bertaqwalah pada Allah yang Hidup dan tidak Mati” (QS. Al-Furqon : 58) dan Allah Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan ikhlas karena beragama padaNya” (QS. Al Mukmin : 65). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (Maksudnya merendah diri) pada Allah yang Maha Hidup lagi senantiasa mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)

11 dan 12 Sama' dan Bashor (Sifat Mendengar dan Melihat) adalah keduanya sifat yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Allah Ta’ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang tampak (dapat ditemukan). Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan seorang wanita yang mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada Allah , dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi maha Melihat” (QS. Al Mujadilah : 1) dan Allah Ta’ala berfirman “pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”, mereka berdua berkata, “Ya tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”, Allah berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 43-46).

13 Sifat kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala bukan berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Allah  Ta’ala berfirman, “Dan Allah telah berbicara pada Musa dengan langsung”. (QS. An Nisa :164) dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah kami tentukan dan tuhanNya telah berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al A’raaf : 143). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada seorang manusiapun bahwa Allah berbicara dengan dia kecuali dengan perantra wahyu”. (QS. Asy-Syura : 51).

Dan jika Allah Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Allah Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :

14. Qodiroon (Dialah Yang Maha Kuasa)

15. Muriidan (Dialah Yang Maha Berkehendak)

16. Aaliman (Dialah Yang Maha Mengetahui)

17. Samii'an (Dialah Yang Maha Mendengar)

18. Hayyan (Dialah Yang Maha Hidup)

19. Bashiiron (Dialah Yang Maha Melihat)

20. Mutakalliman (Dialah Yang Maha Berbicara)

Sifat mustahil bagi Allah Ta'ala

Sifat mustahil bagi Allah Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)

Sifat – sifat 20 ini terbagi menjadi 4 bagian :

1. Sifat Nafsiah adalah bernisbat pada kata nafsi (jiwa) maksudnya Dzat dan sifat nafsiah adalah tidak masuk akal bila Dzat tanpa sifat ini yaitu Esa Wujudnya. jadi sifat ini hanya satu yaitu "wujud".

2. Sifat Salbiah adalah bernisbat pada kata salbu maksudnya mentiadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat salbiyah tersebut ada 5 yaitu : Qidam, Baqa’, Mukholafatuhu Lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah.

3. Sifat Ma’ani. sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Sifat Ma’ani ini ada 7 yaitu : Qudrat (sifat berkuasa), Irodat (berkehendak), Ilmu (berilmu), Hayat (hidup), Sama' (mendengar), Bashor (melihat) dan Kalam (berbicara).

4. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah (menjadi akibat) dari sifat ma'ani, Sifat Ma'nawiyah ini ada 7 yaitu : Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami'an, Bashiron, Mutakalliman.

Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma’nawiyah yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci, karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.

2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu’tazilah yang mengingkari sifat – sifat ma’nawiyah. Mereka berpendapat bahwa Allah Ta’ala Maha berkuasa dengan Dzatnya, berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan, dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Allah Ta’ala. Mereka berpendapat : Kami mensifati Allah Ta’ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Allah Ta’ala. Atau jika sifat – sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa). Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya, hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat-sifat yang ada itu menempati DzatNya.

Perlu diketahui bahwa Ahlussunnah wal jama'ah tidak membatasi sifat2 Allah menjadi 20 sifat, Ahlussunnah wal jama'ah menetapkan ini karena sifat 20 ini merupakan syarat ketuhanan (syartul uluhiyah) sedang sifat yang lain seperti sifat af'al Allah, maka jumlahnya banyak, diantaranya adalah asma'ul husna

Sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala

وَجَائِزٌ بِفَضـْلِهِ وَعَدْلِهِ تَرْكٌ لِكُلِّ مُمْكِنٍ كَفِعْلِهِ

Dan adalah boleh dengan anugerah Allah SWT dan keadilannya, ialah meninggalkan segala yang mungkin seperti halnya Dia melakukannya.

Syarah:

Sifat jaiz Allah SWT ada satu, yakni: 

فِعْلُ كُلِّ مُمْكِنٍ أَوْ تَرْكُهُ


"Allah berhak untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkan (tidak mengerjakan)-nya." 

Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat memaksa-Nya. Allah SWT memiliki hak penuh untuk mengerjakan atau mewujudkan suatu perkara. Sebagaimana juga Allah SWT mempunyai pilihan bebas untuk tidak menjadikannya. Firman Allah SWT: 

إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ. (النحل :40).

"Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia." (QS. an-Nahl : 40).

Tidak seorangpun dari makhluk Allah SWT yang berhak untuk memaksa Allah SWT untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha Memaksa dan Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih Allah SWT dalam mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah SWT. Firman Allah SWT:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ. (القصص : 68).

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)." (QS. al-Qashash : 68).


وَجَائِزُ بِفَضْلِهِ وَعَدْلِهِ   *   تَرْكٌ لِكُلِّ مُمْكِنٍ كَفِعْلِهِ 10.
Jaiz dengan murah dan keadilannya Meninggalkan yang mungkin di lakukannya ·

Pengarang Nadhom ra. Berkata : “Dengan karunia dan keadilanNya, Allah memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya”

Penjelasan

Sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala adalah boleh bagi Allah mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Allah Ta’ala boleh menciptakan dan memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Allah . Karena Allah adalah pengatur secara mutlak, tidak ada seorangpun memilih bersamaNya karena seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau buruk. Maka Dialah (Allah ) yang memberi, mencegah, memuliakan, menghinakan, memberi manfaat, memberi madhorot, mengampuni, menyiksa, menetapkan (hukum) dan memberi sanksi dan begitu seterusnya. Allah Ta’ala berfirman : “Dan Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendakidan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka” (QS. Al Qashas : 68). “Katakanlah, Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan. Kamu berikan kerajaan kepada orang yang kamu kehendaki dan kamu hinakan orang yang kamu kehendaki. ditanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kamu masukkan malam kedalam siang dan Kamu masukkan siang kedalam malam. Kamu keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kamu keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Kamu beri rizqi siapa saja yang Kamu kehendaki tanpa disangka-sangka” (QS. Ali Imron : 26 – 27) “Kepunyaan Allah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Allah akan mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Allah  Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Baqarah : 284)

Posting Komentar untuk "Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada Allah Ta’ala dalam Kitab Aqidatul Awam"