Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dalil ma'shumnya Rasul Allah : Sifat Ma'shum Nabi Muhammad SAW:

Dalil ma'shumnya Rasul Allah : Sifat Ma'shum Nabi Muhammad SAW:

salah satu sifat para nabi dan rasul adalah maksum yang artinya terpelihara atau terjaga, terjaga dari perbuatan dosa. sebagai manusia yang paling sempurna bentuk dan budi pekertinya, paling banyak ilmunya, paling mulia nasab-nya, paling benar perkataannya, paling banyak kecerdasannya, sebagaimana Allah melindungi mereka dari keburukan-keburukan bentuk dan tubuh seperti penyakit-penyakit berbahaya.

Itu semua karena hikmah pengutusan nabi-nabi adalah hidayah bagi manusia Sedang hidayah itu tidak akan terwujud, kecuali dengan pergaulan bersama manusia dan bersama adanya penyakit penyakit berbahaya itu Nabi-nabi juga diliputi oleh pemeliharaan dan perhatian serta hidayah-Nya.

Allah Swt. sendiri yang mendidik dan melindungi mereka dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat, sehingga kehidupan mereka bukanlah untuk diri mereka sendiri, melainkan sebagai teladan bagi manusia untuk mendapat petunjuk. Kemudian sunnah-sunnah dan kenangan-kenangan mereka sesudah wafatnya, merupakan pelita pelita yang menerangi kegelapan hidup manusia dan menjelaskan kepadanya jalan kebenaran, maka merekalah pemberi petunjuk kepada siapa kita disuruh Allah untuk mengambil teladan.

Sifat Ma'shum Nabi Muhammad SAW

Allah SWT menjaga kemaksuman Nabi Muhammad SAW secara fisik maupun non fisik. Terlahir dalam keadaan tersunat, penjagaan atas keterbukaan auratnya di mata masyarakat, terlindungi dari kemaksiyatan dan keburukan perilaku kaumnya, dan keterjagaan fisiknya terjatuh dalam kemungkaran merupakan beberapa bentuk penjagaan Allah SWT secara fisik terhadap Muhammad SAW

Sedangkan penjagaan non fisik dianugerahkan oleh Allah SWT dalam bentuk ketundukan hawa nafsu Nabi Muhammad pada bimbingan ilahi, pembersihan hatinya dari sifat tercela melalui pembedahan dadanya, dan kegemaran hatinya pada tradisi khalwat sebagai bentuk persiapan hati dan ibadah sebelum datangnya wahyu pertama.

Semua manusia pasti bisa berbuat salah, namun beda dengan Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW memang manusia biasa seperti kita, namun pada diri Nabi Muhammad SAW terdapat sifat Ma'shum (terpelihara dari dosa), maksudnya adalah apabila Nabi Muhammad SAW berbuat suatu kesalahan, maka Allah menegur langsung agar Nabi Muhammad dapat memperbaiki kesalahannya dan segera mohon ampun pada Allah.

Contohnya : pada saat Nabi Muhammad SAW rapat dengan para pembesar, masuklah ummi maktum (sahabat yg buta), ummi maktum hendak bertanya sesuatu pada Rasulullah, dan muka Rasulullah pada saat itu bermuka masam, maka turunlah surat abasa yang menegur Rasulullah karena sikap rasulullah terhadap ummi maktum itu.

Penjagaan Para Nabi dan Rasul Alaihi Sholatu Wassalam

para nabi dan rasul itu ma'shum karena penjagaan Allah pada mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa itu dilakukannya.

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rasul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka berakhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rasul ) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Allah mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rasul ) menjadi orang yang terdidik dan terpelajar. 

Dalil Maksum nya Rasul Allah

Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Allah Ta'ala

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا  ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ

washbir lihukmi robbika fa innaka bi-a'yuninaa wa sabbih bihamdi robbika hiina taquum

"Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun,"(QS. At-Tur 52: Ayat 48)

"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)

allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِىٓ

Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku."(QS. Ta-Ha 20: Ayat 39)

Dan mereka (para Nabi dan Rasul ) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوا لِأَادَمَ فَسَجَدُوٓا إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبٰى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِينَ

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34). 

Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rasul itu lebih utama dari sebagian yang lain, berdasarkan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ

"Rasul -Rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), 

"Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. AL Isra' 55). 

Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan Allah Ta'ala, 

 لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِۦ

"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rasul -rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). 

Karena makna ayat ini tidak membeda- bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rasul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Allah Ta'ala berfirman, "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rasul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para Rasul berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Allah memilih diantara para malaikat seorang utusan, dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.


Posting Komentar untuk "Dalil ma'shumnya Rasul Allah : Sifat Ma'shum Nabi Muhammad SAW: "