Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sifat Jaiz Para Rasul Alaihi Sholatu Wassalam Beserta Dalil-dalilnya

Sifat Jaiz Para Rasul Alaihi Sholatu Wassalam

Sebagaiman kita ketahui, bahwa Allah SWT  mengutus para rasul dengan 4 sifat yaitu 

1. fatonah (cerdas),

2. shiddiq (jujur),

3. tabligh (menyampaikan risalah) dan 

4. amanah (dipercaya).

Selain mengetahui sifat wajib para Rasul ada baiknya pula mengetahui Sifat Jaiz Para Rasul Alaihi Sholatu Wassalam

Sifat Jaiz Para Rasul ‘Alaihi Sholatu Wassalam.

Sifat Jaiz pada para Rasul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.

wajib bagi seorang mukallaf  untuk meyakini bahwa mereka pata rasul Alaihis Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rasul ) tidak menyebabkan orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya, bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan, maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi dan Rasul ) dan penguasaan syetan lainnya.

Adapun sifat Aradl yang mengandung sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buta, bisu, lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada mereka (para Nabi dan Rasul ). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buta, maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan cerita Nabi Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar. Dalil yang menunjukkan sifat-sifat Aradl basyariah (sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada diri Nabi dan Rasul adalah firman Allah Ta'ala

وَقَالُوا مَالِ هٰذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِى فِى الْأَسْوَاقِ  ۙ لَوْلَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا

wa qooluu maa lihaazar-rosuuli ya-kuluth-tho'aama wa yamsyii fil-aswaaq, lau laaa ungzila ilaihi malakung fa yakuuna ma'ahuu naziiroo

"Dan mereka berkata, "Mengapa rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia,"(QS.Al Furqan : 7)

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِى الْأَسْوَاقِ  ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ  ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

wa maaa arsalnaa qoblaka minal-mursaliina illaaa innahum laya-kuluunath-tho'aama wa yamsyuuna fil-aswaaq, wa ja'alnaa ba'dhokum liba'dhing fitnah, a tashbiruun, wa kaana robbuka bashiiroo

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."

(QS. Al-Furqan 25: Ayat 20).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوٰجًا وَذُرِّيَّةً  ۚ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِىَ بِئَايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ  ۗ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ

wa laqod arsalnaa rusulam ming qoblika wa ja'alnaa lahum azwaajaw wa zurriyyah, wa maa kaana lirosuulin ay ya-tiya bi-aayatin illaa bi-iznillaah, likulli ajaling kitaab

"Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada kitab (tertentu)."

(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 38)

"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah " (QS.Al Anbiya 83-84).

”Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rasul , sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul . Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).

Penjagaan Para Nabi dan Rasul Alaihi Sholatu Wassalam

para nabi dan rasul itu ma'shum karena penjagaan Allah pada mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa itu dilakukannya.

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rasul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka berakhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rasul ) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Allah mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rasul ) menjadi orang yang terdidik dan terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Allah Ta'ala

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS.Ath thur :48)

"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)

"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).

Dan mereka (para Nabi dan Rasul ) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah finnan Allah Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, maka sujudlah mereka” (QS.AI Baqarah : 34). 

Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rasul itu lebih utama dari sebagian yang lain, berdasarkan firman Allah Ta'a1a, 

"Rasul -Rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), 

"Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. AL Isra' 55). 

Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan Allah Ta'ala, 

"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rasul -rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). 

Karena makna ayat ini tidak membeda- bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rasul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Allah Ta'ala berfirman, "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rasul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para Rasul berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Allah memilih diantara para malaikat seorang utusan, dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.


Posting Komentar untuk "Sifat Jaiz Para Rasul Alaihi Sholatu Wassalam Beserta Dalil-dalilnya"