Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil Bagi Rasul-rasul Allah Beserta Dalil-dalinya

Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil Bagi Rasul Allah SWT

Sifat Wajib Rasul ‘Alaihi Shalatu Wassalam

Allah SWT  mengutus para rasul dengan 4 sifat yaitu 

1. fatonah (cerdas),

2. shiddiq (jujur),

3. tabligh (menyampaikan risalah) dan 

4. amanah (dipercaya).

beriman kepada rasul merupakan Rukun iman ke 4 sehingga wajib bagi setiap mukallaf meyakini bahwa Allah Ta'ala telah mengutus Nabi dan rasul.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِۦ وَالْمُؤْمِنُونَ  ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِۦ  ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا  ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

"Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang -orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rasul -rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang dari Rasul -rosulNya dan mereka mengatakan, "Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah : 285).

wajibnya beriman kepada nabi dan rasul juga didalamnya mengetahui sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz bagi Rasul . Adapun sifat wajib bagi Rasul ada 4 yaitu :

1. Sifat Fathonah : cerdas 

dan dalil tentang hal itu adalah jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rasul maka mereka (para Rasul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rasul berargumentasi itu banyak sekali. Firman Allah Ta'ala :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنٰهَآ إِبْرٰهِيمَ عَلٰى قَوْمِهِۦ  ۚ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَآءُ  ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

 "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (QS. Al An'am : 83).

"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud : 32).

" Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik"

(QS. An Nahl : 125).

Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.

2. Sifat Shiddiq : jujur

dan dalil tentang sifat tersebut adalah firman Allah Ta'ala : “Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.“. (QS.Al Ahzab : 22).

 وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

 wa shodaqol-mursaluun

"Dan benarlah Rasul -rosulNya". (QS. Yaasin : 52).

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabt" (QS.Maryam : 54).

Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Allah Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.

3. Sifat Tabligh : menyampaikan 

dalil sifat tersebut adalah 

firman allah swt

يٰٓأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ  ۖ وَإِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ  ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ  ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ

“Hai Rasul , sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu tidak menyampaikan amanatNya (risalahNya)" (QS. Al Maidah : 67).

"Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya para Rosul itu" (QS.An Nisa : 165).

Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bile disampaikan.

Karena jika mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka berarti menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk membantah Allah SWT atas dasar tidak adanya tabligh.

4. Sifat Amanah : dapat dipercaya

dalil tentang hal itu adalah firman Allah Ta'ala :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

أَنْ أَدُّوٓا إِلَىَّ عِبَادَ اللَّهِ  ۖ إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

 "Sesungguhnya Aku bagimu adalah utusan Allah yang dapat dipercaya” (QS.Ad Dukhan : 18).

"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang pengkhianat” (QS. Al Anfal : 58).

Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka (para Rasul ). Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den keadaan (sikapnya).

Sifat Jaiz Para  Rasul ‘Alaihi Sholatu Wassalam.

sifat Jaiz pada pada para  Rasul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.

wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka rasul Alaihis Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rasul ) tidak menyebabkan orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya, bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan, maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi dan Rasul ) dan penguasaan syetan lainnya.

Adapun sifat Aradl yang mengandung sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu, lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada mereka (para Nabi dan Rasul ). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buta, maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan cerita Nabi Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar. Dalil yang menunjukkan sifat-sifat Aradl basyariah (sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada diri Nabi dan Rasul adalah firman Allah Ta'ala

"Dan mereka berkata, mengapa Rasul ini memakan makanan dan herjalan di pasar?" (QS.Al Furqan : 7)

"Dan Kami tidak mengutus Rasul -Rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar pasar" (QS.Al Furqan 20).

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka keturunan" (QS.Ar Ra'ad : 38).

"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah " (QS.Al Anbiya 83-84).

”Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rasul , sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul . Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).

Penjagaan Para Nabi dan Rasul Alaihi Sholatu Wassalam

para nabi dan rasul itu ma'shum karena penjagaan Allah pada mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa itu dilakukannya.

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rasul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka berakhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rasul ) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Allah mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rasul ) menjadi orang yang terdidik dan terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Allah Ta'ala

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS.Ath thur :48)

"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)

"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).

Dan mereka (para Nabi dan Rasul ) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah finnan Allah Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, makes sujudlah mereka” (QS.AI Baqarah : 34). 

Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rasul itu lebih utama dari sebagian yang lain, berdasarkan firman Allah Ta'a1a, 

"Rasul -Rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), 

dan firman Allah Ta'ala, "Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. AL Isra' 55). 

Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan Allah Ta'ala, 

"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rasul -rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). Karena makna ayat ini tidak membeda- bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rasul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Allah Ta'ala berfirman, "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rasul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para Rasul berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Allah memilih diantara para malaikat seorang utusan, dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.

Sifat mustahil bagi Rasul Allah

sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib 

Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rasul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu

- Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)

- Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)

- Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat 'I'abligh (menyampaikan risalah)

- Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)


Posting Komentar untuk "Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil Bagi Rasul-rasul Allah Beserta Dalil-dalinya"