Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab Hal : Pengertian, Ketentuan, dan Contohnya.

Bab Hal : Pengertian, Ketentuan, dan Contohnya.

Pengertian Hal - الْحَالِ 

mengenai pengertian serta Contoh dari Haal  telah disebutkan secara ringkas oleh syeikh shanhaji dalam kitab al jurumiyah :

الْحَالُ هُوَ الْاِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الْمُفَسِّرُ لِمَا اَنْبَهَمَ مِنَ الْهَيْئاتِ ، نحو قَوْلِكَ: جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبَاً، وَرَكِبْتُ الْفَرَسَ مُسْرَجَاً، وَلَقِيْتُ عَبْدَ اللهِ رَاكِبَاً، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

Hal ialah isim yang dibaca nashob yang menerangkan tingkah laku yang samar. Seperti contoh ucapanmu: jaa a zaidun raakiban (zaid telah datang dengan menunggang kuda) , rakibtu alfarasa musarrajan (aku telah menunggang kuda dengan memakai pelana)  , laqiitu abdullahi raakiban (aku bertemu dengan abdullah sambil menunggang)  .

Hal adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara atau keadaan yang sebelumnya belum jelas (samar). Contoh:

جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا (Zaid telah datang dengan berkendaraan)

رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا (Aku menunggangi kuda yang berpelana)

لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا (Aku menjumpai Abdullah sedang berkendaraan)

رَاكِبًا & مُسْرَجًا adalah hal yang menjelaskan tata cara atau keadaan زَيْدٌ & اَلْفَرَسَ  

Aturan Hal 

ibnu al Jurumi berkata:

وَلاَ يَكُوْنُ الْحَالُ إِلَّا نَكِرَةً، وَلَا يَكُوْنُ إِلَّا بَعْدَ تَمَامِ الْكَلَامِ، وَلَا يَكُوْنُ صَاحِبُهَا إِلَّا مَعْرِفَةً

Hal itu wajib berupa isim nakirah dan tidak ada hal kecuali sesudah sempurnanya kalam/perkataan ( yakni tidak terdapat pada pertengahan kalam) , dan tidak ada shahibul hal (lafadz yang mempunyai hal) kecuali harus berupa isim ma’rifat.

 
Hal itu harus nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat

رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا (Aku menunggangi kuda yang berpelana)

 مُسْرَجًا adalah hal
 اَلْفَرَسَ  adalah shahibul hal 

Posting Komentar untuk "Bab Hal : Pengertian, Ketentuan, dan Contohnya."