Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan dari Tiap Tiap Isim-isim Yang Dirafa'kan dalam Ilmu Nahwu

Penjelasan dari Tiap Tiap Isim-isim Yang Dirafa'kan dalam Ilmu Nahwu


 >>> Daftar Bab Kitab Al Jurumiyah Beserta Tabel Bagan

mengenai penjelasan dari tiap kalimah isim yang dirafa'kan telah disebutkan dalam kitab al jurumiyah yang disusun atau dikarang oleh syeikh As-Shanhaji. dalam bab marfuatil asma pengarang berkata :

 الْمَرْفُوْعَاتُ سَبْعَةٌ، وَهِيَ: الْفَاعِلُ ، وَالْمَفْعُوْلُ الَّذِيْ لَمْ يُسَمَّ فَاعِلُهُ، وَالْمُبْتَدَأُ وَخَبَرُهُ،وَاسْمُ كَانَ وَاَخَوَاتُهَا، وَخَبَرُ إنَّ وَأَخَوَاتُهَا، وَالتَّابِعُ لِلْمَرْفُوْعِ، وَهُوَ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: النَّعْتُ، وَالْعَطْفُ، وَالتَّوْكِيْدُ، وَالْبَدَلُ

Isim isim yang dibaca rofa’ itu ada tujuh:fail,maf’ul yang tidak disebut failnya(naibul fail),mubtada’ dan khobarnya,isimnya kaana dan saudara saudaranya,khobarnya inna dan saudara saudaranya,dan kalimat isim yang mengikuti pada isim yang dibaca rofa’, yaitu ada empat: na’at,taukid,athof,badal.

sehingga dapat disimpulkan bahwa Isim-isim yang di-rafa’-kan itu ada tujuh :

1. Isim Faa’il

2. Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)

3. Mubtada

4. khabar mubtada

5. Isim Kaana dan saudara-saudaranya

6. khabar inna dan saudara-saudaranya

7. pengikut dari yang di-rafa’-kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf, taukid, dan badal

berikut penjelasan masing masing kalimah isim yang dibaca rafa :

1. Isim Fa’il

Isim yang dibaca rafa’, terletak sebelum fiil.
Contoh :جَاءَ زَيْدٌ            “zaid telah berdiri”
Lafadz:  زَيْدٌ   adalah fa’il yang dibaca rafa’. 
lafadz جَاءَ. adalah fi'il madhi

contoh lain ضَرَبْتُ 
'aku telah memukul'

2. Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)

Maf’ul yang tidak disebut failnya(naibul fail) ialah isim yang dibaca rofa’ yang tidak disebut bersama failnya.
Contoh وَخُلِقَ اْلإنْسَانُ ضَعِيْفًا   :      “dan manusia dijadikan bersifat lemah”
Asalnya :    وَخَلَقَ اللّهُ اْلإِنْسَانَ ضَعِيْفًا  lafadz: اللّه  dibuang karena sudah dianggap maklum, lalu  Lafadz: اْلإِنْسَان menggantikan kedudukannya(Menjadi Naaibul Fail).

3. Mubtada

mubtada adalah isim yang dibaca rafa' yang sunyi dari amil lafdzi (tanpa kemasukan amil)
Mubtada’ itu terbagi menjadi 2 macam:
1.      Mubtada’ isim dhahir
Contoh : زَيْدٌ قَاءِمٌ  
Lafadz :  زَيْدٌ  menjadi mubtada’ yang dirafa’kan oleh amil ma’nawi ibtida’, tanda rafa’nya dengan dhommah karena isim mufrod.
2.      Mubtada’ isim dhamir
Contoh: أَنَا جَامِلٌ
Lafadz :  أَنَا   menjadi mubtada’ yang dibaca rafa’kan, tanda rafa’nya mabni sukun.

4. khabar mubtada

khobar ialah isim yang dibaca rofa’ yang disandarkan pada mubtada’.  Khobar harus  mencocoki kepada lafadznya mubtada’.
Contoh :  مُحَمَّدٌ جَا لِسٌ.
جَا لِسٌ adalah khabar
'muhammad adalah orang yang duduk'

5. Isim Kaana dan saudara-saudaranya

Contoh :  كَانَ زَيْدٌ قَا ئِمًا
Lafadz :  زَيْدٌ  dibaca rafa’ karena menjadi isimya  كَانَ , rafa’nya ditandai dengan dhommah,karena isim mufrod. Sedangkan قَائِمًا  dibaca nashob karena menjadi khobarnya كَانَ , nashobnya ditandai dengan fathah. Sebelum kemasukan كَانَ  berasal dari susunan mubtada’-khobar :   قَائِمٌزَيْدٌ

6. khabar inna dan saudara-saudaranya

Contoh :      إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ

Lafadz :  قَائِمٌ  dibaca rafa’ karena menjadi khobarnya  إِنَّ  , rafa’nya ditandai dengan dhommah. Sebelum kemasukan  إِنَّ  berasal dari susunan mubtada’ dan khobar قَائِمٌ: زَيْدٌ 

7. pengikut dari yang di-rafa’-kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf, taukid, dan badal

a.      Na’at (sifat)

النّعت هو التّا بع المكمّل متبوعه ببيان صفة من صفا ته
Na’at adalah taabi’ ( lafadz yang ikut pada matbu’ ) yang didatangkan untuk menyempurnakan ma’nanya matbu’ dengan menjelaskan sifatnya.[7]
Contoh : زَيْدٌ اْلمُعَلِّمُ جَاءَ        Telah datang zaid yang mengajar itu.
Lafadz :  اْلمُعَلِّمُ adalah na’at yang dibaca rafa’ karena mengikuti kepada man’utnya yaitu : زَيْدٌ  , rafa’nya ditandai denagn dhommah.

b.      Taukid

     التَّابِعُ الرَّافِعُ لِلْلإِحْتِمَالِ
Thabi’ (lafadz yang mengikuti )yang berfunsi untuk melenyapkan anggapan lain yang berkaitan dengan lafadz yang ditaukidkan.
Contoh :  جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ         zaid telah dating sendiri,
Lafadz :  نَفْسُهُ  berkedudukan sebagai taukid yang mengukuhkan makna zaidun, sebab kalau tidak memakai نَفْسُهُ    , maka ada kemungkinan yang dating itu utusan zaid , bukan zaid, dan sebagainya.
Dan juga bias menggunakan lafadz-lafadz taukid lainnya.

c.       ‘Athaf

التَّابِعُاْلمُتَوَسِّطُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ اَحَدُ حُرُوْفِ اْلعَطْفِ
Tabi’ (lafadz yang mengikuti) yang antara ia dan ma’thufnya ditengah-tengahi oleh salah satu huruf ‘athaf.
Contoh :  جَاءَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو      telah datng zaid dan Amr.
Lafadz ‘amr mengikuti lafadz zaid yang ditengah-tengahi oleh wawu huruf   ‘athaf. Lafadz ‘amr ma’thuf  ( di- ‘athafkan ), sedangkan lafadz zaid yang di-‘athafinya ( ma’thuf ‘alaihi ).

d.      Badal

Kalimah isim yang mengikuti pada mubdal minhu dalam masalah I’robnya, dan yang dimaksud ( dituju ) dengan tanpa perantara huruf ‘athaf antara tabi’  ( badal ) dengan  matbu’ ( mubdal minhu ).
Contoh : أَكَلْتُ الرَّغِيْفَ ثُلُثَهُ      aku telah memakan roti itu sepertiganya
 

Posting Komentar untuk "Penjelasan dari Tiap Tiap Isim-isim Yang Dirafa'kan dalam Ilmu Nahwu"