Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

sifat wajib dan Mustahil bagi Allah SWT beserta dalil- Kitab Aqidatul Awam

sifat wajib dan Mustahil bagi Allah SWT Dalam Kitab Aqidatul Awam

Dalam Kitab Nazhom Aqidatul Awam (عقيدة العوام) merupakan kitab tentang Tauhid, kitab ini dikarang oleh Syaikh as-Sayyid Ahmad al-Marzuqiy, menyebutkan 20 sifat Wajib Allah Ta'ala dan juga sifat mustahil.

Yang dimaksud sifat wajib di sini adalah sesuatu yang pasti ada atau dimiliki Allah SWT , di mana akal tidak akan membenarkan jika sifat-sifat itu tidak ada pada Allah SWT.

Sifat Mustahil merupakan perkara yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Kebalikan dari sifat wajib, yaitu akal tidak akan terima jika sifat-sifat tersebut ada pada Allah SWT.

sifat wajib bagi Allah Ta’ala

1. Sifat Wujud (ada)

pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Allah Ta’ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Allah (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Allah . Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta’ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Firman Allah SWT:

إِنَّنِي أَنَا اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي (طه،14).


"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Thaha : 14).

2. Sifat Qidam (terdahulu)

adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta’ala maksudnya bahwa Allah Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena Allah Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Allah  yang mendahuluinya. Firman Allah SWT:

هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (الحديد،3).


“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. al-Hadid : 3).

3. Sifat Baqa’ (kekal)

adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah Ta’ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Allah Ta’ala berfirman 

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ (الرحمن، 26-27).

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. ar-Rahman : 26-27).

4. Sifat Mukholafatuhu lilhawadist (Berbeda dengan makhluk)

adalah tidak ada makhluk yang menyamai Allah SWT. Firman Allah SWT:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ. (الشورى، 11).

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. as-Syura : 11).

 Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun yang menyamainya”. (QS. Al Ikhlas : 4)

5. Sifat Qiyamuhu Binafsihi (berdiri sendiri)

adalah Allah tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Allah Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (maksudnya merendah diri) pada Allah yang kuasa hidup lagi senantiasa mengurus (makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, kamu sekalian membutuhkan Allah , sedangkan Allah Maha kaya (Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS. Faathir : 15). Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (العنكبوت، 6).


"Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. al-Ankabut : 6).

6. Sifat Al Wahdaniyah (Esa/satu)

Allah SWT satu/esa, tidak ada tuhan selain Diri-Nya. Allah SWT Maha Esa dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-Nya. Firman Allah SWT:

قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (الأنبياء، 108).

"Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)". (QS. al-Anbiya' : 108).

7. Sifat Qudrat (Kuasa)

adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Allah Ta’ala berfirman, Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Faathir : 44)

8. Sifat Irodah (Berkehendak)

adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Allah SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan-ketentuanNya. Maka Allah Ta’ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk. Allah Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An Nahl ; 40). Allah Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggidari apa yang mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68). Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, kamu berikan kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai atassegala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26). Allah Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)

9. Sifat Ilmu 

adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala dalam mengetahui segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu maha mengetahui atas segala sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Allah Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12) dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan di sisi Allah kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basahatau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)

10. Sifat Hayat (Hidup)

 adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Allah itu tidak hidup, maka sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Allah Ta’ala berfirman, “Dan bertaqwalah pada Allah yang Hidup dan tidak Mati” (QS. Al-Furqon : 58) dan Allah Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan ikhlas karena beragama padaNya” (QS. Al Mukmin : 65). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (Maksudnya merendah diri) pada Allah yang Maha Hidup lagi senantiasa mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)

11. Sama’ (Mendengar)

Allah SWT Maha Mendengar. Namun pendengaran Allah SWT tidak sama dengan pendengaran manusia yang bisa dibatasi ruang dan waktu. Allah SWT mendengar dengan jelas semua yang diucapkan hamba-Nya. Pendengaran Allah SWT tidak berbeda pada perkara yang dhahir atau yang bathin. Firman Allah SWT:

إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ. (الدخان : 6).


"Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. ad-Dukhan : 6).

12. Bashor (Melihat)

Allah SWT Maha melihat segala sesuatu. Baik yang nampak ataupun yang samar. Bahkan andaikata ada semut yang sangat hitam berjalan di tengah malam yang gelap gulita, Allah SWT dapat melihatnya dengan jelas.

فَاطِرُ ٱلسَّمَاوَاتِ وَٱلأَرْضِ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً وَمِنَ ٱلأَنْعَامِ أَزْواجاً يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ. (الشورى : 11).


"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. as-Syura : 11).

13 Sifat kalam (Berfirman)

adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala bukan berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Allah  Ta’ala berfirman, “Dan Allah telah berbicara pada Musa dengan langsung”. (QS. An Nisa :164) dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah kami tentukan dan tuhanNya telah berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al A’raaf : 143). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada seorang manusiapun bahwa Allah berbicara dengan dia kecuali dengan perantra wahyu”. (QS. Asy-Syura : 51).

Dan jika Allah Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berfirman maka secara otomatis Allah Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :

14. Qodiroon (Dialah Yang Maha Kuasa)

15. Muriidan (Dialah Yang Maha Berkehendak)

16. Aaliman (Dialah Yang Maha Mengetahui)

17. Samii'an (Dialah Yang Maha Mendengar)

18. Hayyan (Dialah Yang Maha Hidup)

19. Bashiiron (Dialah Yang Maha Melihat)

20. Mutakalliman (Dialah Yang Maha Berbicara)

Jika diperinci, maka dua puluh sifat wajib bagi Allah SWT terbagi menjadi empat criteria,

1. Sifat Nafsiyyah, yakni sifat untuk menegaskan adanya Allah SWT, di mana Allah SWT menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut. Yang tergolong sifat ini hanya satu, yakni sifat wujud.

2. Sifat Salbiyyah, yaitu sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah SWT. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, 1) Qidam, 2) Baqo', 3) Mukhalafatu lil hawaditsi, 4) Qiyamuhu binafsihi, dan 5) Wahdaniyyah.

3. Sifat Ma’ani, adalah sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Terdiri dari tujuh sifat, 1) Qudrat, 2) Iradah, 3) Ilmu, 4) Hayat, 5) Sama’, 6) Bashar dan 7) Kalam.

4. Sifat Ma’nawiyyah, adalah sifat yang mulazimah (menjadi akibat) dari sifat ma’ani, yakni 1) Qadiran, 2) Muridan, 3) Aliman, 4) Hayyan, 5) Sami’an, 6) Bashiran, 7) Mutakalliman.

Sifat mustahil bagi Allah Ta'ala

Sifat Mustahil merupakan perkara yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Kebalikan dari sifat wajib,

Sifat mustahil bagi Allah Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)

Posting Komentar untuk "sifat wajib dan Mustahil bagi Allah SWT beserta dalil- Kitab Aqidatul Awam "