Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Struktur Komponen Hadits : Sanad, Matan, dan Rawi

Struktur  Komponen  Hadits : Sanad, Matan, dan Rawi


Secara umum struktur  hadits terdiri atas tiga komponen, yaitu sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukhraj (rawi).  

1.   Sanad Hadits

Sanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW (pengertian ini berbeda dengan kitab musnad). Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu hadits.

Selain itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya:

1. al sima’ min lafz al sheikh (mendengar dari lafal syekh), contoh: sami’tu (aku mendengar)

2. qira’at ‘ala al sheikh (membaca tulisan syekh), contoh: qara’tu ‘ala (aku membaca)

3. al ijazat, contoh: ajaztu laka Sahih al Bukhari (aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari)

4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”

5. al mukatabah (tulisan), contoh: “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”

6. al I’lam (pemberiahuan), contoh: “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku”

7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan

8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau tidak.

2.   Matan

Menurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain.

Ditinjau dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu:

1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain

2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda

3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan (berbeda), baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakni:

  • Tidak ada shadz (bertentangan), artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang terpercaya.
  • Tidak ada cacat (‘illat), artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan hadits.

3.   Rawi Hadits

Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya). Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak rawi.

Kritik terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral (‘adalah) maupun kapasitas intelektualnya (dhabit}). Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikut:

a. Beragama Islam

b. Mukallaf

c. Melaksanakan ketentuan agama Islam

d. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemberitaannya.

Sedang pemenuhan segi kapasitas intelektual adalah:

a. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanya

b. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain

c. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya

Posting Komentar untuk " Struktur Komponen Hadits : Sanad, Matan, dan Rawi "