Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab membaca Ratib

Adab membaca Ratib
 Adab membaca Ratib

Ratib  berasal dari Kata (rattaba) berarti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Ratib dalam ilmu tasawuf merupakan suatu bentuk zikir yang disusun oleh seorang guru/mursyid tarekat atau  seorang ulama arif billah untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu oleh seseorang atau secara berjamaah sesuai dengan susunan aturan yang telah ditentukan oleh penyusunnya. salah satunya Ratib al-Hadad yang  mengandung zikir yang diambil dari ayat-ayat suci Al-Quran, zikir Nabawiyah, tasbihaat (puji-pujian bagi Allah), dan doa-doa Rasulullah SAW yang terdapat didalam hadist shahih. berikut beberapa adab adab tata cara membaca ratib

1.     Suci (bersih dari hadas kecil maupun besar) dan rapi.

2.     Khusu’ dan selalu mengingat kebesaran-Nya.

3.     Menghadap kiblat.

4.     Menundukkan kepala, tenang dan tidak banyak menggerakkan badan sebagaimana di dalam sholat.

Hal tersebut di atas agar dapat membaca Ratib dengan hudhur al-qalb (hati yang hadir). Habib Abdullah Al-Hadad mengatakan, ”Bila Anda membiasakan diri untuk melakukan demikian (membaca Ratib dengan hati yang hadir), hati Anda akan terpenuhi dengan cahaya kedekatan (anwar al-qulb) dan pada waktu itu akan terpancar dalam diri Anda ma’rifat (Anwar al-ma’rifat). Pada waktu itu, hati Anda akan siap dan layak menerima Allah secara sempurna (kulliah). Hadir bersama Allah menjadi karakter dan moral Anda. Setelah itu kehadiran Anda di tengah-tengah masyarakat rasa seakan-akan terpaksa hanya karena dibutuhkan dan ada perasaan tidak mampu tanpa kehadiran Allah. Karena perasaan ini, timbullah fana dari selain Allah. Semua ini adalah manifestasi dari menjalankan pembacaan Ratib dengan hati yang hadir.”

Posting Komentar untuk " Adab membaca Ratib"