Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muharramat (larangan) saat Haji dan Dam (Denda) haji

 

Muharramat Haji dan Dam (Denda) haji

a.   Muharramat haji


Muharramat haji ialah perbuatan-perbuatan yang dilarang selama mengerjakan haji. Meninggalkan muharramat haji ternasuk wajib haji. Jadi apabila salah satu muharra- mat itu dilanggar, wajib atas orang yang melanggarnya membayar dam.


1)    Senggama dan pendahuluannya, seperti mencium, menyentuh dengan syahwat, berbicara tentang hubungan   suami isteri dan sebagainya. Semua perbuatan tersebut bukan hanya merupakan larangan melainkan juga akan membatalkan haji
bila belum tahallul pertama. Allah berfrman:

فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ


"Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tak boleh berbicara buruk (rafats), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al-Baqarah [2]: 197)

2)   Memakai  pakaian  yang  berjahit  dan  memakai  sepatu  bagi  laki-laki.  Sabda

Rasulullah Saw.:
لاَ يَلْبَسُ الْقَمِيْصَ وَلاَ السَّرَاوِيْلَ وَلاَ الْبَرَانِسَ وَلاَ الْخِفَافَ إِلاَّ أَحَدٌ لاَ يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَيَلْبَسُ الْخُفَّيْنِ. وَالْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ

“Dia tidak boleh memakai gamis, imamah (surban), celana panjang, burnus (topi), dan sepatu kecuali bagi orang yang tidak mendapatkan sendal. Dan hendaklah sepatu itu dipotong sehingga terlihat kedua mata kakinya.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).

3)   Mengenakan  cadar  muka  dan  sarung  tangan  bagi  wanita.  Rasulullah  Saw.

bersabda:
Artinya: "tidak boleh wanita yang sedang ihram memakai cadar muka dan tidak boleh memakai sarung tangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)


4)   Memakai harum-haruman serta minyak rambut.

5)    Menutup kepala bagi laki-laki, kecuali karena hajat. Bila terpaksa menutup kepala maka ia wajib membayar dam. 


6)    Melangsungkan aqad nikah bagi dirinya atau menikahkan orang lain, sebagai wali atau wakil. Tidak sah akad nikah yang dilakukan oleh dua pihak, salah satunya
sedang dalam ihram. Rasulullah Saw. bersabda
Artinya:"Tidak  boleh  orang  yang  sedang  ihram  itu  nikah  dan  tidak  boleh menikahkan dan tidak boleh pula meminang.” (HR. Tirmidzi).

7)    Memotong  rambut  atau  kuku  Menghilangkan  rambut  dengan  menggunting, mencukur, atau memotongnya baik rambut kepala atau lainnya dilarang dalam keadaan ihram. Allah Swt. berfirman:

 وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ

Artinya:  "dan  jangan  kamu  mencukur  kepalamu,  sebelum  korban  sampai  di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban." (QS. Al-Baqarah [2]:196)


8)   Sengaja memburu dan membunuh binatang darat atau memakan hasil buruan.

b.  Dam (denda)


Dam dari segi bahasa berarti darah, sedangkan menurut istilah adalah mengalirkan darah  (menyembelih  ternak:  kambing,  unta  atau  sapi)  di  tanah  haram     untuk memenuhi ketentuan manasik haji. Sebab-sebab dam (denda) adalah sebagai berikut :


1)    Bersenggama dalam keadaan ihram sebelum tahallul pertama, dam-nya berupa kafarah yaitu:
a) Menyembelih seekor unta, jika tidak dapat maka

b) Menyembelih seekor lembu, jika tidak dapat maka

c) Menyembelih tujuh ekor kambing, jika tidak dapat maka

d) Memberikan sedekah bagi fakir miskin berupa makanan seharga  seekor unta, setiap  satu  mud  (0,8  kg)  sama  dengan  satu  hari  puasa,  hal  ini  diqiyaskan dengan   kewajiban puasa dua bulan berturut-turut bagi suami- istri yang senggama di siang hari bulan Ramadhan.


2)    Berburu atau membunuh binatang buruan, damnya adalah memilih satu di antara tiga jenis berikut ini:
a) Menyembelih  binatang  yang  sebanding  dengan  binatang  yang  diburu  atau dibunuh.
b) Bersedekah makanan kepada fakir miskin di tanah Haram senilai binatang ter- sebut.
c) Berpuasa senilai harga binatang dengan ketentuan setiap satu mud berpuasa satu hari.
Dam ini disebut dam takhyir atau ta‟dil. Takhyir artinya boleh memilih mana yang  dikehendaki  sesuai  dengan  kemampuannya,  dan  ta‟dil artinya  harus setimpal dengan perbuatannya dan dam ditentukan oleh orang yang adil dan ahli dalam menentukan harga binatang yang dibunuh itu.


3)  Mengerjakan salah satu dari larangan berikut:
a)  Mencukur rambut 

b)  Memotong kuku
c)  Memakai pakaian berjahit 

d)  Memakai minyak rambut 

e)  Memakai harum-haruman
f)   Bersenggama atau pendahuluannya setelah tahallul pertama.

Damnya berupa dam takhyir, yaitu boleh memilih  salah satu di antara tiga hal, yaitu:
(1) Menyembelih seekor kambing

(2) Berpuasa tiga hari

(3) Bersedekah sebanyak tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang fakir miskin.
(4)  Melaksanakan haji dengan cara tamattu‟ atau qiran, damnya dibayar dengan urutan sebagai berikut:

a)  Memotong seekor kambing, bila tidak mampu maka

b)  Wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari dilaksanakan sewaktu ihram sampai idul adha, sedangkan tujuh hari lainnya dilaksanakan   setelah kembali ke negerinya.
 

5)  Meninggalkan salah satu wajib haji sebagai berikut:

a)  Ihram dari miqat 

b)  Melontar jumrah
c)  Bermalam di Muzdalifah
d)  Bermalam di Mina pada hari tasyrik
e)  Melaksanakan thawaf wada‟.

Damnya sama dengan dam karena melaksanakan haji dengan tamattu‟ atau qiran.

Posting Komentar untuk "Muharramat (larangan) saat Haji dan Dam (Denda) haji"