Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Syarat-Syarat Tayamum dalam Kitab Fathul Qorib

5 Syarat-Syarat Tayamum dalam Kitab Fathul Qorib

Fathul Qorib adalah kitab fikih bermazhab Asy-Syafii karya Syekh Muhammad Qasim al-Ghazi yang merupakan syarah Matan Abu Syuja atau yang populer dengan nama At-Taqrib.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

 berikut penjelasan 5 Syarat-Syarat Tayamum dalam Kitab Fathul Qorib dalam Kitab Fathul Qorib

Syarat-Syarat Tayamum

(وَشَرَائِطُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ:) وَفِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ خَمْسُ خِصَالٍ

Syarat-syarat tayammum ada lima perkara. Dalam sebagian redaksi matanmenggunakan bahasa“khamsu khishalin (lima hal)”.


أَحَدُهَا (وُجُوْدُ الْعُذْرِ بِسَفَرٍ أَوْ مَرَضٍ

Salah satunya adalah ada udzur sebab bepergianatau sakit.


وَ) الثَّانِيْ (دُخُوْلُ وَقْتِ الصَّلَاةِ) فَلَا يَصِحُّ التَّيَمُّمُ لَهَا قَبْلَ دُخُوْلِ وَقْتِهَا

Yang kedua adalah masuk waktu sholat. Maka tidak sah tayammun untuk sholat yang dilakukan sebelum masuk waktunya.


(وَ) الثَّالِثُ (طَلَبُ الْمَاءِ) بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ بِنَفْسِهِ أَوْ بِمَنْ أَذِنَ لَهُ فِيْ طَلَبِهِ فَيَطْلُبُ الْمَاءَ مِنْ رَحْلِهِ وَرُفْقَتِهِ

Yang ketiga adalah mencari air setelah masuknya waktu sholat, baik diri sendiri atau orang lain yang telah ia beri izin. Maka ia harusmencari air di tempatnya dan teman-temannya.


فَإِنْ كَانَ مُنْفَرِدًا نَظَرَ حَوَالَيْهِ مِنَ الْجِهَاتِ الْأَرْبَعِ إِنْ كَانَ بِمُسْتَوٍ مِنَ الْأَرْضِ

Jika ia sendirian, maka cukup melihat ke kanankirinya dari ke empat arah, jika ia berada di dataran yang rata.


فَإِنْ كَانَ فِيْهَا ارْتِفَاعٌ وَانْخِفَاضٌ تَرَدَّدَ قَدْرَ نَظَرِهِ

Jika ia berada di tempat yang naik turun, maka harus berkeliling ke tempat yang terjangkau oleh pandangan matanya.


(وَ) الرَّابِعُ (تَعَذُّرُ اسْتِعْمَالِهِ) أَيِ الْمَاءِ

Dan yang ke empat adalah sulit menggunakan air.


بِأَنْ يَخَافَ مِنِ اسْتِعْمَالِ الْمَاءِ عَلَى ذَهَابِ نَفْسٍ أَوْ مَنْفَعَةِ عُضْوٍ

Dengan gambaran jika menggunakan air, ia khawatir akan kehilangan nyawa atau fungsi anggota badan.


وَيَدْخُلُ فِي الْعُذْرِ مَا لَوْ كَانَ بِقُرْبِهِ مَاءٌ وَخَافَ لَوْ قَصَدَهُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ سَبُعٍ أَوْ عَدُوٍّ أَوْ عَلَى مَالِهِ مِنْ سَارِقٍ أَوْ غَاصِبٍ

Termasuk udzur adalah seandainya di dekatnya ada air, namun jika mengambilnya, ia khawatir pada dirinya dari binatang buas atau musuh, atau khawatir hartanya akan diambil oleh pencuri atau orang yang ghasab.


وَيُوْجَدُ فِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ فِيْ هَذَا الشَّرْطِ زِيَادَةٌ بَعْدَ تَعَذُّرِ اسْتِعْمَالِهِ وَهِيَ (وَإِعْوَازُهُ بَعْدَ الطَّلَبِ).

Di dalam sebagian redaksimatan, tepat di dalam syarat ini, di temukan tambahan setelah syarat sulit menggunakan air, yaitu membutuhkan air setelah berhasil mendapatkannya.


(وَ) الْخَامِسُ (التُّرَابُ الطَّاهِرُ) أَيِ الطَّهُوْرُ غَيْرُ الْمَنْدِيِّ

Yang kelima adalah debu suci, maksudnya debu suci mensucikan dan tidak basah.


وَيَصْدُقُ الطَّاهِرُ بِالْمَغْصُوْبِ وَتُرَابِ مَقْبَرَةٍ لَمْ تُنْبَشْ

Debu suci mencakup debu hasil ghasab dan debu kuburan yang tidak digali.


وَيُوْجَدُ فِيْ بَعْضِ الْنَسْخِ زِيَادَةٌ فِيْ هَذَا الشَّرْطِ وَهِيَ (الَّذِيْ لَهُ غُبَارٌ فَإِنْ خَالَطَهُ جَصٌّ أَوْ رَمْلٍ لَمْ يَجُزْ)

Di dalam sebagian redaksimatan, ditemukan tambahan di dalam syarat ini, yaitu debu yang memiliki ghubar. Sehingga, jika debu tersebut tercampur oleh gamping atau pasir, maka tidak diperbolehkan.


وَهَذَا مُوَافِقٌ لِمَا قَالَهُ النَّوَاوِيُّ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَالتَّصْحِيْحِ

Dan ini sesuai dengan pendapat imam an Nawawi di dalam kitabSyarh Muhadzdzab dan atTashhih.


لَكِنَّهُ فِي الرَّوْضَةِ وَالْفَتَاوَى جَوَّزَ ذَلِكَ

Akan tetapi di dalam kitab ar Raudlah dan al Fatawa, beliau memperbolehkan hal itu.


وَيَصِحُّ التَّيَمُّمُ أَيْضًا بَرَمَلٍ فِيْهِ غُبَارٌ

Dan juga sah melakukan tayammum dengan pasir yang ada ghubar-nya.


وَخَرَجَ بِقَوْلِ الْمُصَنِّفِ التُّرَابُ غَيْرُهُ كَنَوْرَةٍ وَسَحَاقَةِ خَزَفٍ

Dengan ungkapan mushannif “debu”,mengecualikan selain debu seperti gamping danremukan genteng.


وَخَرَجَ بِالطَّاهِرِ النَّجَسُ

Dikecualikan dengan debu yang suci yaitu debu najis.


وَأَمَّا التُّرَابُ الْمُسْتَعْمَلُ فَلَا يَصِحُّ التَّيَمُّمُ بِهِ

Adapun debu musta’mal, maka tidak syah digunakan tayammum.

Posting Komentar untuk "5 Syarat-Syarat Tayamum dalam Kitab Fathul Qorib"