Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Perkara Diharamkan Saat Haid dan Nifas dalam Kitab Fathul Qorib

8 Perkara Diharamkan Saat Haid dan Nifas dalam Kitab Fathul Qorib

Fathul Qorib adalah kitab fikih bermazhab Asy-Syafii karya Syekh Muhammad Qasim al-Ghazi yang merupakan syarah Matan Abu Syuja atau yang populer dengan nama At-Taqrib.

Dalam kitab fathul qorib al-mujib ini dibahas tentang fiqih Mazhab Imam Syafi'i terdiri dari muqaddimah dan pembahasan ilmu fiqih yang secara garis besar terdiri atas empat bagian, yaitu tentang cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang berbicara tentang kriminalitas atau jinayat

 berikut penjelasan Hal hal Perkara Diharamkan Saat Haid dan Nifas dalam Kitab Fathul Qorib

Hal-Hal yang Diharamkan Sebab Haid dan Nifas

(وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ وَالنِّفَاسٍ) وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ وَيَحْرُمُ عَلَى الْحَائِضِ (ثَمَانِيَةُ أَشْيَاءَ)

Ada delapan perkara yang haram sebab haid dan nifas. Dalam sebagian redaksi diungkapkan dengan bahasa “ada delapan perkara yang haram bagi wanita haid”.

أَحَدُهَا (الصَّلَاةُ) فَرْضًا أَوْ نَفْلًا وَكَذَا سَجْدَةُ التِّلَاوَةِ وَالشُّكْرِ

Salah satunya adalah sholat fardlu atau sunnah. Begitu juga sujud tilawah dan sujud syukur.

(وَ) الثَّانِيَ (الصَّوْمُ) فَرْضًا أَوْ نَفْلًا

Yang kedua adalah puasa fardlu atau sunnah.

(وَ) الثَّالِثُ (قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَ) الرَّابِعُ (مَسُّ الْمُصْحًفِ) وَهُوَ اسْمٌ لِلْمَكْتُوْبِ مِنْ كَلَامِ اللهِ تَعَالَى بَيْنَ الدَّفْتَيْنِ (وَحَمْلُهُ) إِلَّا إِذَا خَافَتْ عَلَيْهِ

yang ketiga adalah membaca Al Qur’an. Dan yang ke empat adalah memegang mushaf. Mushaf adalah nama benda yang bertuliskan firman Allah Swt di antara dua tepi. Dan haram membawa mushaf kecuali jika ia khawatir terhadapnya.

(وَ) الْخَامِسُ (دُخُولُ الْمَسْجِدِ) لِلْحَائِضِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ

Yang kelima adalah masuk masjid bagi wanita haid jika khawatir mengotorinya.

(وَ) السَّادِسُ (الطَّوَافُ) فَرْضًا أَوْ نَفْلًا

Yang ke enam adalah thowaf fardlu atau sunnah.

(وَ) السَّابِعُ (الْوَطْءُ) وَيُسَنُّ لِمَنْ وَطِئَ فِيْ إِقْبَالِ الدَّمِّ التَّصَدُّقُ بِدِيْنَارٍ وَلِمَنْ وَطِئَ فِيْ إِدْبَارِهِ التَّصَدُّقُ بِنِصْفِ دِيْنًارٍ

Yang ke tujuh adalah wathi’ / bersenggama. Bagi orang yang wathi’ di waktu darah keluar deras, maka disunnahkan bersedekah satu dinar. Dan bagi orang yang wathi’ di waktu darah keluar tidak deras, maka disunnahkan bersedekah setengah dinar.

(وَ) الثَّامِنُ (الْاِسْتِمْتَاعُ بِمَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ) مِنَ الْمَرْأَةِ

Yang ke delapan adalah bersenang-senang dengan anggota wanita haid yang berada di antara pusar dan lutut.

فَلَا يَحْرُمُ الْاِسْتِمْتَاعُ بِهِمَا وَلَا بِمَا فَوْقَهُمَا عَلَى الْمُخْتَارِ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ

Sehingga tidak haram bersenang-senang pada pusar dan lutut, dan pada anggota selain keduanya menurut qaul yang dipilih di dalam kitab syarh al Muhadzdzab.

ثُمَّ اسْتَطْرَدَ الْمُصَنِّفُ لِذِكْرِ مَا حَقُّهُ أَنْ يُذْكَرَ فِيْمَا سَبَقَ فِيْ فَصْلِ مُوْجِبِ الْغُسْلِ

Kemudian mushannif menjelaskan keterangan yang seharusnya lebih tepat dijelaskan di bab sebelumnya, yaitu fasal “hal-hal yang mewajibkan mandi”.



Posting Komentar untuk "8 Perkara Diharamkan Saat Haid dan Nifas dalam Kitab Fathul Qorib"